Penghapusan UN Perlu Kajian Lebih Lanjut

Ketua Jurusan Ilmu Pendidikan FKIP ULM Banjarmasin. (azka/klikkalsel)

BANJARMASIN, klikkalsel – Pemerhati pendidikan Dr Ali Rachman menilai tentang Ujian Nasional (UN) yang diganti dengan penilaian berbasis asesmen dan survei karakter tidak terlalu bermakna mengubah kualitas pendidikan jika tidak dibarengi program konkret pengembangan kapasitas guru.

Pergantian UN tersebut pun dinilai perlu pengkajian lebih lanjut sebab Ujian Nasional (UN) masih menentukan banyak hal terkait perkembangan tingkat pendidikan di Indonesia.

“Kita masih perlu UN untuk pemetaan, karena kualitas di berbagai daerah sangat berbeda misal kota/kabupaten dan desa, di Banjarmasin dan luar Banjarmasin ditambah sarana penunjang yang juga berbeda pula,” kata dia, Jumat (17/1/2020).

Menurutnya, tidak semua daerah bakal efektif menerapkan penghapusan UN tersebut, menggatikan UN tetap harus melihat kondisi pendidikan dan tidak bisa disamaratakan antara daerah yang maju dari sektor pendidikannya dengan daerah yang belum maju pendidikannya.

“Dengan kata lain merubah konsep lama memerlukan waktu yang tidak sedikit, sama halnya dengan kurikulum dan sebaiknya sebelum melakukan perubahan pemerintah terlebih dahulu mensosialisasikan ke berbagai lapisan masyarakat,” terang Ketua Jurusan Ilmu Pendidikan ULM tersebut.

Ia menilai, ada sisi positif dan negatifnya ketika bicara soal penghapusan UN, kalaupun dihapus atau diganti jangan pernah ditakutkan, tetapi perubahan menjadi motivasi untuk bangkit dalam mengejar ketertinggalan.

“Dan semoga ketakutan orang tua terhadap ketidaklulusannya anak-anak mereka menjadi motivasi bagi siswa untuk terus belajar untuk menggapai cita-cita,” katanya. (azka)

 

Editor : Akhmad

Tinggalkan Balasan