HST  

Lima Bulan Beroperasi, BSM HST Berhasil Kumpulkan 25 Ton Tabungan Sampah

BARABAI, klikkalsel.com – Lima bulan beroperasi, Bank Sampah Murakata (BSM)

Dinas Lingkungan Hidup dan Perhubungan (DLHP) Hulu Sungai Tengah (HST) berhasil mengumpulkan 25 ton tabungan sampah masyarakat yang bernilai ekonomis.

Kepala Bidang Pengelolaan Sampah DLHP HST, Syafaat menjelaskan, melalui pasukan orange sudah merangkul 322 nasabah yang merupakan warga Bumi Murakata yang rutin menabung sampah di BSM.

“Hingga kini sudah ada 322 nasabah dengan tabungan 25 ton sampah. Jika dinominalkan tabungan warga itu sekitar Rp42 juta lebih,” ungkapnya.

Dijelaskan, warga HST setiap hari rutin menghasilkan 50 ton sampah yang kebanyakan masih berupa residu. Mengatasi itu, 20 armada pun disiapkan guna mengangkut menuju tempat pembuangan akhir (TPA).

Di samping itu, guna mengurangi pembuangan ke TPA, pihaknya pun menggalakkan bank sampah di berbagai lokasi di HST guna agar semakin banyak masyarakat yang terlibat untuk menjadikan sampah bernilai ekonomis.

“Sampai sekarang DLHP terus menggalakkan berdirinya bank sampah di berbagai titik di Bumi Murakata. Tercatat, hingga kini sudah ada 5 bank sampah yang aktif beroperasi, serta ditambah 12 bank sampah yang dimiliki warga. Semoga terus bertambah,” tambahnya.

Kemudian, pihaknya pun aktif mengadakan sosialisasi terkait pengelolaan bank sampah. Bahkan, adapula beberapa desa yang meminta untuk diajarkan terkait pengelolaan itu pula.

Baca Juga : Perpindahan Ibukota Provinsi Kalsel dari Banjarmasin ke Banjarbaru, Siap-siap Mobilisasi Besar-besaran

Baca Juga : Disdik HST Komitmen Majukan Pendidikan di Desa 3T

Terkait jenis sampah yang dikelola dan bernilai ekonomis, berupa kulkas bekas, dan mesin cuci bekas harganya Rp25 ribu, kaleng aluminium rumah tangga per kilonya Rp8 ribu, sampah plastik per kilo Rp5 ribu, kertas, logam, kaca dengan harga yang bervariasi.

“Sampah adalah tanggung jawab kita bersama, pengelolaan sampah tidak dapat diselesaikan hanya oleh Pemerintah, melainkan harus dilakukan secara komprehensif dan terpadu dari hulu ke hilir agar bisa memberikan manfaat secara ekonomi bagi masyarakat,” ungkapnya.

Berikutnya, sistem manajemen persampahan yang dikembangkan harus merupakan sistem manajemen berbasis masyarakat. Dimulai dari pengelolaan sampah di tingkat rumah tangga, melalui gerakan pilah sampah dari rumah.

Demi melancarkan itu, perlu didukung perubahan pola pikir masyarakat dari “membuang” menjadi “memanfaatkan” dan pada saat ini bank sampah menjadi salah satu strategi yang paling tepat dalam penerapan pemilahan sampah di tingkat masyarakat.

“Target kami kedepan, terwujudnya Satu Desa Satu Bank Sampah. Sehingga, beban permasalahan sampah dapat terkurangi. Selain itu, kami siap untuk mengedukasi dan membina kelompok masyarakat yang ingin membentuk bank sampah dan bersama-sama mengubah sampah jadi rupiah, menjadikan sampah sesuatu yang berkah, bahkan bisa menjadi lahan sedekah,” harapnya. (dayat)

Editor : Akhmad