BANJARMASIN, klikkalsel.com – Kasus kekerasan terhadap perempuan di Kalimantan Selatan (Kalsel) mengalami peningkatan yang signifikan, bahkan kenaikan kasus sebanyak 100 persen.
Tercatat di 2021 terjadi 333 kasus, sementara itu pada 2022 mencapai 668 kasus.
Menanggapi hal tersebut Sekretaris Komisi IV DPRD Kalsel Firman Yusi mengatakan, peningkatan kasus tersebut terjadi karena dua hal.
“Yang pertama karena kasusnya memang banyak, dan yang kedua kesadaran masyarakat untuk melaporkan adanya kasus kekerasan terhadap perempuan yang semakin tinggi. Kasus tersebut sesuai data di Sistem Informasi Online Perlindungan Perempuan dan Anak (Simfoni PPA),” katanya.
Baca Juga : Kekerasan Perempuan dan Anak di Banjarmasin Capai Angka 100 Kasus
Baca Juga : Diduga Melanggar Netralitas ASN, Kepala Disdikbud Kalsel Ajak Coblos Partai Golkar di Lingkungan Sekolah
Untuk itu perlu adanya penekanan terhadap kasus kekerasan yang dialami oleh perempuan. Salah satunya dengan mendorong lebih intensifnya Sosialisasi Pencegahan Kekerasan Terhadap Perempuan di semua kabupaten/kota se-Kalimantan Selatan.
”Ini fokus kerja semua stakeholder dalam menekan terjadinya kasus kekerasan tersebut,” ucapnya.
Firman juga berkomitmen, untuk memperkuat usaha-usaha menekan angka kasus kekerasan terhadap perempuan ini.
“Kami juga terus mendorong peningkatan anggaran di Dinas Pemberdayaan Perempuan Perlindungan Anak dan Keluarga Berencana (DP3AKB) Kalsel untuk membiayai usaha-usaha menekan kasus tersebut,” pungkasnya. (azka)
Editor : Akhmad