Honorer Kejari Ditangkap Antar Sabu, Kapolda Sebut Pengkhianat Institusi

Kapolda Kalsel Rachmat Mulyana mengingatkan tersangka Pi'i atas dampak dari perbuatannya menjadi kurir sabu saat konfrensi pers. (syarif wamen/klikkalsel)
Kapolda Kalsel Rachmat Mulyana mengingatkan tersangka Pi’i atas dampak dari perbuatannya menjadi kurir sabu saat konfrensi pers. (syarif wamen/klikkalsel)

BANJARMASIN, klikkalsel – Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) kelas II A Banjarmasin sepertinya masih menjadi sarang transaksi narkoba.

Hal tersebut diungkapkan oleh Kapolda Kalsel, Brigjend Pol Rachmat Mulyana saat Konferensi Pers di Halaman Mapolda Kalsel, Kamis (26/4/2018).

“Kita berhasil ringkus seorang petugas honorer Kejaksaan Negeri (Kejari) Banjarmasin saat ingin memasukan narkoba jenis sabu ke Lapas Banjarmasin,” ujar Rachmat.

Kejadian bermula saat petugas mendapatkan informasi dari masyarakat tentang adanya oknum yang akan memasukan sabu ke Lapas Kelas IIA Banjarmasin.

Dari informasi tersebut petugas melakukan penangkapan terhadap Rafi’i warga Sungai Andai, Banjarmasin Utara di halaman Lapas kelas IIA Banjarmasin.

Saat penggedahan ditemukan sabu seberat 44, 49 gram dari tangan tersangka yang setelah diintrogasi mengaku pegawai honorer Kejari Banjarmasin.

Menurut Kapolda, barang haram tersebut terindikasi bersumber dari sindikat Malaysia yang sempat terungkap beberapa saat lalu.

“Barang yang kita temukan terindikasi dari sindikat Malaysia kemarin, namun akan terus kita kembangkan, sangat saya sayangkan karena tersangka ini menjadi pengkhianat institusinya,” ujar Kapolda.

Terkait Lapas kerap menjadi tempat untuk melakukan pengendalian bisnis haram ini, Polda Kalsel siap jika pihak Lapas minta tambahan pengamanan ataupun personel dalam melakukan sweeping di dalam Lapas.

“Kalau alasan kurang personel kita bisa kirimkan bantuan untuk pengamanan, kalo perlu kita siap kirim Brimob untuk lakukan razia di dalam Lapas,” ujarnya lagi.

Sementara itu Kepala Divisi Pemasyarakatan Kanwil Kemenkumham Kalsel, Anas Saeful Anwar saat disinggung tawaran dari Kapolda dirinya menyatakan harus mempertimbangkan baik-baik setiap langkah yang dilakukan.

“Di Lapas Banjarmasin itu dihuni 2.700 napi, jadi setiap razia harus kita lakukan cara yang tepat agar tidak memicu keributan,” jelas Anas.

Mengenai adanya oknum petugas yang menjadi budak pengantar sabu ke dalam Lapas. Ia mengakui terkadang tidak melakukan penggeladahan kepada aparat atau petugas yang masuk kedalam karena dianggap aman dan dirasa tidak enak.

“Kita gak enak kalo harus geledah sesama petugas dan kita anggap aman saja. Kita tidak menyangka hal ini terjadi,” ungkapnya.

Namun setelah adanya kejadian ini pihaknya berjanji akan melakukan penggeledahan kepada semua orang, tidak terkecuali petugas.

“Kedepan kita akan geledah semua yang masuk, termasuk petugas supaya hal seperti ini tidak terjadi lagi,” pungkasnya. (david)

Editor : Farid

Tinggalkan Balasan