BKSDA Sudah Pasang Jebakan Untuk Tangkap Kera yang Resahkan Warga

Tim BKSDA Kalsel saat melakukan pencarian monyet liar yang meresahkan warga Mentaos, Banjarbaru Utara. (Sumber: BKSDA Kalsel untuk Klikkalsel.com)

BANJARBARU, klikalsel.com – Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Kalimantan Selatan (Kalsel) menduga monyet liar yang menyerang warga di Kelurahan Mentaos, Kecamatan Banjarbaru Utara, Kota Banjarabaru sengaja dilepas atau terlepas oleh pemiliknya

Dalam sepekan ini, Warga Jalan Gotong Royong, Mentaos di buat was-was dengan serangan monyet liar yang menerkam empat orang warga, hingga harus dirawat di rumah sakit.

Menanggapi kejadian tersebut, Staf Bagian Konservase Keaneka Ragaman Hayati BKSDA Kalsel, Jarot menjelaskan primata yang menyerang warga kemungkinan adalah peliharaan orang yang terlepas atau sengaja dilepas.

Baca Juga Supian HK Serahkan Lima Bekantan Secara Simbolis ke BKSDA Kalsel

Baca Juga Anak Bekantan Temuan Warga Tabalong di Kebun Karet, Dijemput Tim BKSDA Kalsel

“Pasalnya, hewan jenis monyet ini bergerombol, namun kali ini hanya sendiri,” jelasnya kepada klikkalsel.com saat ditemui di kantornya, Senin (08/01/2024) siang.

Jarot juga menerangkan, jika dalam sepekan ini, BKSDA bersama dengan tim yang terdiri dari BPBD, Damkar, Bhabinsa dan Bhabinkamtibmas telah melakukan treatment terhadap hewan yang meresahkan warga ini.

“Kami sudah memasang kandang jebakan di sana, setiap hari petugas kami mengecek dan mengganti umpannya. Namun hingga saat ini tidak ada tanda-tanda dia (monyet, red) memasuki kandang,” tuturnya.

Dalam kesempatan tersebut, Ia menjelaskan, jika treatment yang dilakukan oleh pihaknya adalah melakukan penangkapan, bahkan akan dibunuh jika membahayakan.

“Treatment ini dilakukan dengan dasar di bawah pengawasan kita selaku BKSDA. Jadi tidak boleh sembarangan orang yang melakukan,” bebernya.

Ditanya tentang penyebab ganasnya hewan itu, BPSDA menceritakan, jika hewan memiliki batas dengan manusia. Jika dia merasa terancam maka akan menyerang.

“Kami tidak bisa mengatakan hewan ini terkena penyakit rabies, atau lainnya. Nanti setelah ditangkap, diperiksa baru bisa ketahuan,” terangnya.

Jarot juga mengimbau, kepada warga yang telah tergigit, seharusnya diberikan vaksin rabies atau TBC.

“Satwa liar ini memang secara alami dia memiliki virus, TBC atau cacing dan penyakit lain. Tapi di alam tetap survive karena di alam makanannya tetap aman. Tapi mengingat kasus ini, warga yang dicakar dan tergigit harus divaksin rabies atau TBC agar menghindari hal-hal yang tidak diinginkan,” tandasnya. (Mada Al Madani).

Editor: Abadi