Kalsel  

Beredar Pesan Berantai Cuaca Dingin Dampak dari Fenomena Aphelion, BMKG : Tidak Benar

Koordinator Bidang Data dan Informasi BMKG Stasiun Klimatologi Banjarbaru Wiji Cahyadi

BANJARMASIN, klikkalsel.com – Belakangan ini marak beredar pesan berantai (broadcast) di sejumlah grup WhatsApp membahas adanya fenomena Aphelion yang mengakibatkan dengan cuaca dingin belakangan ini.

Dalam pesan berantai itu, menyebutkan bumi akan mengalami cuaca yang dingin melebihi cuaca dingin sebelumnya hingga Agustus mendatang karena fenomena Aphelion

Serta memberi dampak kesehatan kepada orang-orang, seperti akan merasakan pegal-pegal, tenggorokan tersumbat, demam, batuk dan permasalahan pernafasan.

Mengenai pesan berantai itu, klikkalsel.com mencoba mengkonfirmasi ke Badan Meteorologi / Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Kalimantan Selatan (Kalsel) I di Banjarbaru.

Melalui Wiji Cahyadi selaku Koordinator Bidang Data dan Informasi BMKG Stasiun Klimatologi Banjarbaru mengatakan, informasi pesan berantai tentang fenomena Aphelion itu tidak benar.

“Informasi tersebut tidak benar,” kata Wiji Cahyadi, Rabu (20/7/2022) kepada klikkalsel.com

Baca Juga

Banjir Rob Kembali Intai Banjarmasin, BMKG: Akan Ada Super Moon Picu Kenaikan Air Pasang

Puluhan Pemuda Alalak Utara Ikuti Sosialisasi dan Pekaderan Karang Tarunan 

Dia juga menjelaskan, fenomena Aphelion merupakan fenomena astronomis yang terjadi setahun sekali pada kisaran Juli saat posisi matahari berada pada titik jarak terjauh dari Bumi.

“Saat Aphelion posisi matahari memang berada pada titik jarak terjauh dari bumi, namun kondisi tersebut tidak berpengaruh banyak pada fenomena atmosfer permukaan. Jadi fenomena Aphelion tidak berpengaruh signifikan terhadap suhu di Bumi,” ujarnya.

Karena itu, BMKG bantah penyebab cuaca dingin di beberapa wilayah Indonesia tahun 2022 karena fenomena Aphelion.

Dilansir dari situs Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN), fenomena Aphelion merupakan keadaan dimana titik orbit bumi terjauh dari matahari. Fenomena Aphelion ini terjadi karena orbit bumi tidak melingkar dengan sempurna melainkan berbentuk elips.

Saat fenomena Aphelion terjadi, diameter matahari akan terlihat lebih kecil dibandingkan rata-rata, yakni sekitar 15,73 menit busur atau berkurang 1,68 persen. Selain itu, saat posisi matahari di utara, terjadi tekanan udara di belahan utara yang lebih rendah dibandingkan belahan selatan yang mengalami musim dingin.

Namun, Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN) menyebutkan posisi bumi yang berada pada titik terjauh dari matahari tidak akan berpengaruh pada suhu maupun panas yang diterima bumi. Panas dari matahari akan terdistribusi ke seluruh bumi, dengan distribusi yang juga dipengaruhi pola angin. (airlangga)

Editor: Abadi