Workshop HUL Quick Scan Diharapkan Menjadi Masukan Dalam Pembangunan Kota Banjarmasin

Dinas Pariwisata Kota Banjarmasin menggelar Workshop Historic Urban Landscape (HUL) Quick Scan Banjarmasin, di Aula Rumah Anno Banjarmasin

BANJARMASIN, klikkalsel.com- Melalui Workshop Historic Urban Lanscape (HUL) Quick Scan Banjarmasin, Pemko Banjarmasin berharap mampu menghasilkan keputusan yang menjadi acuan dinas di lingkup Pemko Banjarmasin untuk melakukan pembenahan.

Sebanyak dua puluh satu orang peserta, terdiri dari mahasiswa dan profesional muda berasal dari Kota Banjarmasin dan beberapa daerah lain di luar Pulau Kalimantan, mengikuti kegiatan Workshop Historic Urban Landscape (HUL) Quick Scan Banjarmasin.

Kegiatan Workshop tersebut menghadirkan narasumber yaitu,Hasti Tarekat dari Heritage Hands-on Belanda, kemudian, Jacqueline Rosbergen dan Peter Timmer dari Badan Warisan Budaya, Kementrian Pendidikan, Kebudayan dan Ilmu Pengatahuan Belanda, serta, Vera D Damayanti dari Departemen Arsitektur Lanskap Institut Pertanian Bogor.

Pelaksanaan kegiatan yang dilaksanakan di Rumah Anno, Siring Menara Pandang Kota Banjarmasin, Walikota Banjarmasin H Ibnu Sina turut berhadir dalam kesempatan workshop HUL tersebut. Dalam kesempatan tersebut, ia berharap kegiatan tersebut bisa menjadi masukan bagi kinerja untuk membangun Kota Banjarmasin.

“Kami harapkan acara ini bisa mendapatkan kertas kerja, yang kemudian menjadi sebuah masukan dari semua pihak, termasuk juga bagi Kota Banjarmasin,” ucap Ibnu Sina, Selasa (29/10/2019).

Usia kota Banjarmasin yang telah mencapai 493 tahun, Ibnu Sina menginginkan seluruh masyarakat terus semangat untuk turut serta dalam pembangunan Kota Banjarmasin.

“Kotanya boleh tua, tapi dinamika penduduknya tidak boleh tua,” ujarnya.

Sementara itu, Kabid Pengembangan Pariwisata, Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Banjarmasin, M Khuzaimi, sebagai penyelenggara kegiatan tersebut, mengatakan bahwa diskusi dalam workshop HUL Quick Scan Banjarmasin itu menitik beratkan topik terkait tantangan pembangunan Kota Banjarmasin untuk masa mendatang.

“Beberapa issue yang dibicarakan yaitu permasalahan sanitasi kota, peran sungai sebagai modal transportasi perkotaan, serta pelestarian warisan budaya kota Banjarmasin,” tuturnya.

Dalam diskusi HUL Quick Scan lebih Khuzaimi menekankan pembangunan perkotaan melalui pendekatan hasil pengembangan Badan Warisan Budaya Belanda, yang diadopsi dari kerangka Historic Urban Lanskap UNESCO.

Melalui metode tersebut, diharapkan dapat membantu para praktisi memahami sebuah lanskap perkotaan dalam keterbatasan waktu, sehingga perumusan konsep dasar pengembangan masa mendatang, mampu dilakukan berdasarkan fitur warisan budaya, baik yang tangible maupun intangible.

“Workshop HUL ini menitikberatkan pada penciptaan gagasan untuk konservasi dan pengembangan pada skala area perkotaan dan regional yang berkaitan dengan prospek dan dasar untuk perencanaan ke depan,” tandasnya.

Sebagai bahan percontohan dalam kegiatan yang dilaksanakan dari tanggal 27 Oktober hingga 1 November 2019 itu, setidaknya ada empat lokasi yang dijadikan simple studi kasus terkait pengembangan kota berbasis sungai, dan revitalisasi pemukiman tepian sungai perkotaan di Banjarmasin yakni, kawasan Kampung Seberang Masjid, Kampung Arab-Pasar Lama, Kampung Kelayan bagian muara, dan Kampung Sungai Jingah.(fachrul)

Editor : Amran

Tinggalkan Balasan