Viral Video Mesum Pasangan Sejenis, Terjadi Karena Minimnya Pendidikan Moral

Reja Fahlevi, Dosen Prodi PPKn, FKIP ULM Banjarmasin (istimewa)

BANJARMASIN, klikkalsel.com – Beberapa waktu lalu beredar sebuah video syur sesama jenis viral di media sosial yang diduga dilakukan mahasiswa di Banjarmasin.

Video tidak senonoh yang dilakukan dua lelaki di sebuah hotel itu, rupanya banyak menuai beragam pendapat dan menjadi sorotan oleh seorang Akademisi Universitas Lambung Mangkurat (ULM).

Reja Fahlevi, dosen Program Studi (Prodi) PPKn Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) ULM Banjarmasin menilai, fenomena penyimpangan sosial yang baru-baru viral di kalangan mahasiswa, tidak lepas dari adanya kesalahan dari pola pendidikan.

“Dalam kasus ini, tentu ada salah satu komponen pendidikan kita yang kurang maksimal pelaksanaannya,” ujarnya, Sabtu (24/9/2022).

Baca Juga : Video Tidak Senonoh Sesama Jenis Viral, Diduga Mahasiswa di Banjarmasin

Baca Juga : Viral Video Eksploitasi Anak, Ketua Komisi IV Nasihati Kedua Orangtua Anak

Sebab kata dia, jika dilihat dari sisi pendidikan. Saat ini pola didik yang dijalankan sudah memuat hal-hal yang membentuk seluruh peserta didik itu mempunyai akhlak, karakter, dan juga bermoral.

Namun, belakangan ini menurutnya juga masih banyak pola didik yang dipakai guru-guru di sekolah hanya mengarah ke teori dan penguatan pengetahuan saja.

Sehingga pendidikan ke arah perbaikan moral, sikap dan juga karakter masih sangat minim pengimplementasiannya.

“Hal inilah yang terjadi dalam dunia pendidikan kita,” ungkapnya.

“Sehingga dunia pendidikan lupa akan hal yang paling penting. Bagaimana agar generasi muda itu mendapatkan sentuhan moralitas,” sambungnya.

Meskipun demikian, kata Reja Fahlevi perilaku menyimpang tersebut bisa dicegah dengan adanya sinergitas dari berbagai lini.

“Tentu tidak bisa hanya tergantung dari dunia pendidikan. Mesti ada sinergitas antara lembaga pendidikan, keluarga, juga lingkungan,” jelasnya.

Sebab ujarnya, pendidikan moral adalah tanggung jawab semua guru dan orangtua. Artinya, tidak sebagai orang yang mentransfer ilmu ke siswa atau mahasiswa. Tapi juga memberikan pendidikan moral.

Lebih lanjut, baik guru maupun orang tua juga harus harus mengawasi dan mengontrol pergaulan sang anak. Termasuk pertemanan.

“Pihak sekolah bisa melihat perkembangan siswanya. Atau sekolah bisa mengidentifikasi, apakah ada kecenderungan perilaku yang menyimpang atau tidak,” pungkasnya. (airlangga)

Editor: Abadi