Usaha Jual Permen Kapas, Sugiono Mampu Berikan Pendidikan Layak untuk Anak

PERUNTUNGAN seseorang memang tak ada yang bisa menebak. Selama seseorang terus berjuang mencari rezeki, berbekal ketelatenan dan kesabaran. Tuhan pasti akan memberikan apa yang diharapkan.

Kalimat itulah yang diucapkan Sugiono, seorang penjual permen kapas keliling di pinggiran jalan kawasan Banjarmasin Utara.

Dilihat dari penampilannya dan juga dagangan yang hanya didagangkan menggunakan sepeda sederhana. Ternyata usaha pria paruh baya tersebut, berhasil mengantarkan kedua anaknya mendapat pendidikan yang layak.

Sugiono yang aslinya berasal dari Jogja, merantau ke Banjarmasin sejak 1986 ini dulunya seorang karyawan di salah satu pabrik kayu terbesar di Banjarmasin.

Setelah pensiun ia melanjutkan mencari nafkah untuk keluarga dengan berjualan permen kapas yang dibilang orang Jawa arumanis. Dari selepas Ashar hingga tengah malam buta dengan sepeda peot yang ditungganginya.

Pria berusia 62 tahun yang tinggal di Simpang Anem RT 23 Banjarmasin Barat ini, sudah sekitar 12 tahun berjualan permen kapas sejak setelah pensiun dari pekerjaanya di pabrik.

Meski tidak memiliki lapak permanen, namun tiap harinya tanpa kenal lelah pria yang akrab disapa Giono ini tak gentar mendagangkan jualannya dengan sepedanya di sekitaran jalan Banjarmasin Utara

Sebelum wabah pandemi Covid-19 masuk ke Indonesia, ekonomi Giono memang bisa dikatakan mencukupi. Yang pada dulunya ia mampu menjual 70 sampai 100 bungkus permen kapas dalam seharinya, kini untuk menghabiskan 30 bungkus saja berat menurutnya.

“Dulu enak mas, Alhamdulilah sehari bisa habis 70 sampai 100. Beda saat ini, 30 bungkus saja bisa 3 hari baru habis ,” ujarnya kepada klikkalsel.com Selasa (15/9/2020)

Giono mengatakan, permen kapas ini tidak dibuatnya sendiri. Melainkan diperolehnya dari pembuat permen kapas yang berada di kawasan Pekapuran, lalu ia jual lagi dengan laba Rp2 ribu per bungkusnya.

“Tidak banyak, yang penting bisa makan, Allah selalu beri jalan buat hambanya,” ucap Giono sambil Bersyukur masih bisa mendapatkan rejeki.

Banyak yang ia ceritakan kepada klikkalsel.com yang bertemu dengannya di pinggir Jalan sambil duduk lesehan beralaskan sandal. Mulai dari pengalaman saat dia berdagang permen kapas ini pernah menerima gangguan gaib saat pulang tengah malam dan bahkan di hadang preman untuk dimintai uang.

“Dia memukul perut, saya mundur berulang kali, saya tidak melawan, ya namanya sudah tua, sebelumnya saya juga ada pengalaman bela diri” kata Giono sambil tersenyum.

Selain itu, keuletan Giono ternyata mampu memberikan pendidikan yang layak buat anaknya, hingga saat ini anak bungsunya masih duduk dibangku sekolah Madrasah Aliah Negeri (MAN), dan lebih beruntung lagi si sulung karena memiliki otak yang encer.

Barangkali sebagian orang tidak bakal menyangka kalau bapak satu ini sukses membuat anaknya mampu menyelesaikan pendidikannya di salah satu akademi kebidanan (Akbid) yang setelah lulus dari Sekolah tinggi kejuruan, ia langsung dipekerjakan di daerah Batola.

“Apapun pekerjaan, jika dijalani dengan kesungguhan dan ketelatenan, tentu akan menghasilkan buah yang sepadan,” pungkasnya. (airlangga)

Editor : Akhmad

Tinggalkan Balasan