UNESCO Terkesan Perhatian Ibnu Sina Lindungi Hak-hak Penyandang Cacat

Walikota Banjarmasin, H Ibnu Sina Bersama Perwakilan UNESCO Irakli Khodeli, Walikota Kupang Jefri Riwu Kore, yang juga merupakan Dewan Pengawas APEKSI, serta Wakil Walikota Yogjakarta, Heroe Purwadi, yang juga merupakan Ketua Pokja Menuju Kota Inklusi APEKSI.

BANJARMASIN, klikkalsel – Banjarmasin menjadi tuan rumah Pertemuan tingkat tinggi Walikota untuk Kota Inklusi ke 8 Asosiasi Pemko Seluruh Indonesia (APEKSI), di Best Western Kindai Hotel, Banjarmasin, Kamis (3/10/2019).

Pelaksanaan acara pertemuan tersebut digelar dari Rabu (2/10/2019) kemarin hingga Jumat (4/10/2019) besok.

Dalam acara tersebut membahas tentang kemajuan kota inklusi, di kota masing-masing demi menyetarakan hak-hak para penyandang disabilitas setiap kota.

Walikota Banjarmasin H Ibnu Sina mengungkapkan, Banjarmasin saai ini bersama dengan kota-kota lain sedang menuju kota inklusi.

Menurutnya, Banjarmasin sudah memiliki road map untuk menuju kota inklusi tersebut sejak 2018 lalu.

Ia mengatakan, pertemuan tersebut sebagai ajang sharing bersama dengan kota-kota lain. Selain dengan bertambahnya kota baru yang bergabung menjadi anggota APEKSI.

Ia berharap bisa segera bisa menyelesaikan aspek untuk pembangunan kota inklusi.

“Ada 3 aspek, yaitu regulasi, pembangunan fasilitas dan layanan publiknya, serta kepedulian dan penerimaan dari masyarakat, jadi seluruh program itu tidak ke luar dari kerangka itu. Sedangkan untuk fasilitas, kita sudah punya trotoar ramah difabel, kemudian kantor layanan publik yang memiliki akses ramah difabel, termasuk juga kita memiliki kampung inklusi di Kelurahan Pelambuan,” ujar Ibnu Sina.

Sementara itu, Specialist Social and Human Sciences Unit UNESCO, Irakli Khodeli berterima kasih kepada walikota Banjarmasin atas inisiatif untuk menjadikan Banjarmasin sebagai kota inklusi.

“Saya bekerja untuk UNESCO dalam mempromosikan inklusi sosial dan saya ingin menyampaikan terima kasih saya atas nama UNESCO kepada walikota Banjarmasin atas kepemimpinannya dan inisiatifnya untuk mempromosikan dan melindungi dan memenuhi hak-hak para penyandang cacat di kota ini,” ucapnya.

Dalam acara tersebut yang menjadi perhatiannya, yakni kolaborasi yang terjalin sangat baik antar setiap walikota di Indonesia, demi mempromosikan dan menyetarakan para penyandang disabilitas layaknya orang normal lainnya, tanpa harus melihat kekurangan.

Dan karena itu, ia meyakini, UNESCO akan mendukung penuh setiap program yang dilaksanakan APEKSI ini.

“Ada banyak hal baik yang terjadi di tingkat kota di Indonesia, kota-kota mengambil peran utama dalam mempromosikan hak-hak penyandang cacat dan karenanya ada jaringan walikota untuk kota-kota inklusif di mana Banjarmasin adalah salah satu anggota paling aktif. tetapi juga kalian melihat sepanjang hari walikota lain dari kota-kota lain yang datang bersama untuk membahas apa yang dapat mereka pelajari satu sama lain dan juga dari para penyandang cacat sendiri dan UNESCO dengan senang hati memfasilitasi kontak ini dan mendukung jaringan ini.

Selain itu menurutnya sangat penting bagi kota, khususnya di Indonesia sebagai pionir untuk pembangunan, terutama kota inklusi, yang mana pembangunan-pembangunan tersebut bisa menunjang dan ramah terhadap difabel, seperti yang telah dilakukan Banjarmasin.

“Sangat penting bagi kota untuk memimpin, sebagai contoh ketika banjarmasin melakukan sesuatu dalam hal mempromosikan akses fisik misalnya membuat lingkungan ruang fisik di mana para penyandang cacat tidak memiliki hambatan fisik untuk mendapatkan manfaat dari hal-hal yang sama seperti yang dilakukan orang lain. Kemudian itu menjadi contoh bagi kota-kota lain di Kalimantan Selatan dan juga di seluruh Indonesia dan itulah peran kota itu,” pungkasnya. (fachrul)

Editor : Farid

Tinggalkan Balasan