Tim ‘Spiderman’ Sempat Kesulitan Mengerjakan Menara Jembatan Sungai Alalak

Tim 'Spiderman' Sempat Kesulitan Mengerjakan Menara Jembatan Sungai Alalak
foto: rizqon/klikkalsel.com

BANJARMASIN, klikkalsel.com – Pembangunan Jembatan Sungai Alalak Cable Stayed memberikan pengalaman baru dan menantang bagi para pekerja, khusus pada pengerjaan bagian menara. Tak tanggung-tanggung, ahli olahraga ekstrim panjat tebing dikerahkan dalam proyek pengerjaan menara.

Hanya orang-orang profesional dan bernyali yang berani ambil bagian pengerjaan menara
cable stayed setinggi kurang lebih 100 meter itu. Melihatnya mereka bergelantungan dan bertengger diketinggian bak ‘Spiderman’ saja bisa bikin nyali ciut.

foto: rizqon/klikkalsel.com

Pantauan awak media, Senin (13/9/2021), pekerja bergelantungan dilengkapi perlengkapan dan peralatan panjat tebing melakukan finishing bagian menara pasca mengecat cairan pelapis anti air. Bagi pekerja, ada kesulitan tersendiri dalam pengerjaan Jembatan Sungai Alalak Cable Stayed yang desainnya berbeda dibandingkan daerah lain.

“Bentuk menara jembatan ini over heng atau menjulur keluar, di situ kesulitannya. Kita membutuhkan banyak teknik,” ujar Sofa Nur Zamzam, koordinator tim Multi Askes Pratama Solition dari Bandung, Jawa Barat.

Baca Juga : Jembatan Alalak Tinggal Menunggu Sertifikasi Kementerian PUPR Untuk Dilintasi

Baca Juga : Tarif PDAM Bandarmasih Terancam Naik Dua Kali Lipat

Dia menambahkan, tak hanya teknik panjat tebing yang terpakai saat pengecatan menara. Selain itu, Rope Access atau teknik bekerja di ketinggian dengan alat bantu utama berupa tali juga tidak ketinggalan.

Metode ini adalah modifikasi dari olahraga panjat tebing dan caving yang teknik serta peralatannya disesuaikan dengan cleaning industri.

“Pengerjaan kita sudah selesai, kemarin sudah rampung semua. Sekarang tinggal, beres-beres cleaning jalur dan tambatan-tambatan,” pungkasnya.

Sementara itu, Kepala Balai Pelaksana Jalan Nasional (BPJN) Kalsel, Sauqi Kamal mengatakan batas waktu pengerjaan jembatan berakhir pada 15 September mendatang. Saat ini, pihaknya sedang menunggu sertifikasi dari Kementerian PUPR.

Sebelumnya, sebanyak 33 truk dengan total berat masing-masing 24 ton diparkirkan untuk menguji beban dan daya tahan jembatan, selama dua hari pada 30-31 Agustus lalu. Pengujian dilakukan dengan metode pengukuran berupa uji beban dinamik dan statis dengan cara pengambilan data dilakukan melalui alat sensor yang sudah disiapkan di bawah jembatan.

“Hasilnya sesuai dengan desain. Artinya laik dari sisi keamanan jembatan. Setelah itu, ini kita proses untuk mendapatkan sertifikat dari pak menteri, informasi yang kami terima sedang dalam proses,” tandasnya.

Proyek Jembatan Sungai Alalak menggunakan dana dari Surat Berharga Syariah Negara (SBSN) senilai Rp278 miliar tahun anggaran 2018-2021. Jembatan mulai dikerjakan tahun 2019 lalu. Kontruksi jembatan didesain tahan gempa dengan masa fungsi 100 tahun. Jembatan ini juga diklaim dapat dilintasi kendaraan dengan tonase maksimal 10 ton. (rizqon)

Editor: Abadi