Terapkan Kampanye ‘Jual-Beli’, Denny Indarayana Pancing Paman Birin Bersuara

BANJARMASIN, klikkalsel.com – Gaya kampanye pasangan calon kepala daerah yang diperankan setiap calon memang berbeda. Tujuannya hanya satu, yakni menarik perhatian pemilih.

Eskalasi ini tampak pada persaingan antar pasangan calon Gubernur dan Wakil Gubernur Kalimantan Selatan (Kalsel). Sebagaimana diketahui, ada dua pasangan calon yang bersaing untuk mendapat suara masyarakat, yakni calon petahana, H Sahbirin Noor yang berpasangan dengan H Muhidin. Kemudan di kubu penantang adalah H Denny Indrayana dan Difriadi Darjat.

Pasangan calon nomor urut 2, Denny Indrayana – Difriadi, maju sebagai penantang tentunya punya taktik jitu melawan calon Gubernur petahana Sahbirin Noor yang akrab disapa Paman Birin yang menyandang nomor urut 1.

Dilihat dari gaya kampanye yang diperankan Denny Indrayana soal melempar isu mengkritisi sejumlah infrastruktur khususnya jalan rusak, Denny Indrayana menghembuskan kerusakan Jalan Gubernur Syarkawi di Kabupaten Barito Kuala dan Jalan Ahmad Yani di Tanah Bumbu melalui
video unggahan di Instagramnya (dennyindrayana99).

“Ulun handak bulik ke Banjarbaru dari Tanah Bumbu, banyak banar jalan rusak,” ucapnya dalam postingan video tertanggal 11 Oktober 2020.

“Ulun di Jalan di Jalan Gubernur Syarkawi arah Marabahan, jalan provinsi rusak,” sebut Denny dalam postingan video tertanggal 24 Oktober 2020.

Baca Juga : Dua Mahasiswa Koordinator Massa Penolak Omnibus Law Ditetapkan Tersangka

Melihat hal tersebut, pengamat politik UIN Antasari Banjarmasin, Ani Cahyadi mengatakan, memang seperti itu pola penantang dalam kontestasi pencalonan kepala daerah. Isu yang diangkat, kata Ani, adalah seputar masalah yang dirasakan masyarakat umum.

“Kampanye nomor urut 2 kenapa seperti itu, karena dia polanya pola orang baru. Tentunya, pola orang baru adalah mengkritisi pola orang lama. Tidak mungkin kan orang lama mengkritisi orang baru,” ujarnya kepada Klikkalsel.com, Selasa (27/10/2020).

Lanjut, beber Ani, gaya serupa mungkin juga akan dilakukan pasangan nomor urut 1 Sahbirin Noor – Muhidin jika di posisi sebagai penantang. Meski demikian, menurutnya pilihan ada di tangan masyarakat pada 9 Desember mendatang.

“Tentu pihak nomor 1 punya cara tersendiri, punya jurus-jurus pamungkas memenangkan kontestasi ini,” imbuhnya.

Sementara itu, berdasarkan pengamatannya, Ani Cahyadi menilai pola kampanye yang dilakukan nomor urut 2 adalah menjual isu yang dihembuskan ke publik agar direspon pasangan nomor urut 1.
Akan tetapi ditambahkan Ani Cahyadi, isu yang angkat tampaknya tidak ditanggapi serius oleh Sahbirin Noor dan Muhidin, sehingga istilah jual-beli dalam kompetisi kampanye tak terjadi.

“Kalau gak ada saling jual, gak ada saling beli ya adem ayem aja. Saya menduga debat kandidat tanggal 4 (November) nanti tidak berbeda jauh dengan lima tahun lalu,” imbuhnya.

Di samping itu, dikonfirmasi terkait kekeliruan Denny Indrayana yang menyebutkan kerusakan jalan di postingan video Instagramnya adalah aset provinsi padahal jalan tersebut berstatus Jalan Nasional, Ani Cahyadi menyerahkan hal tersebut ke Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu). Ia enggan menilai apakah itu masuk ranah pembohongan publik.

Baca juga : Kuasa Hukum Sahbirin – Muhidin Penuhi Panggilan Bawaslu, Kata ‘Bergerak’ yang Dipermasalahkan

“Model-model gaya kampanye itu selalu dilemparkan yang nampak dirasakan masyarakat. Apakah urusan kontennya itu atau duduk persoalannya tepat atau tidak itu mereka memang tidak peduli dengan masalah itu,” pungkasnya.(rizqon)

Editor : Amran

Tinggalkan Balasan