Tambang Liring ‘Wafak’ Kai Lamut, Dibuat dengan Beberapa Syarat

Kai Lamut saat menulis Tambang Liring. (foto : azka/klikkalsel)

BANJARMASIN, klikklaslel – Siapa yang tak mengenal salah satu tokoh budaya dalam kesenian Balamut, GT Jamhar Akbar atau yang akrab dikenal dengan Kakek (Kai) Lamut.

Ia menghabiskan waktu untuk kesenian Lamut, tradisi bakisah atau bercerita tentang perjalanan hidup dimana menceritakan pesan sosial, keagamaan serta budaya .

Seiring waktu Kai Lamut tak lagi mampu berkarya untuk melestarikan kesenian lamut tersebut karena kondisi usianya yang semakin menua, sementara kehidupan terus berjalan.

Untunglah tak hanya Lamut yang menjadi kemahirannya, Kai Lamut juga memiliki keahlian dalam menulis yang ia kuasai. Namun tulisannya bukan disembarang tempat seperti pada umumnya tulisan di atas kertas maupun dalam sebuah buku. Ia menulis diatas kain kuning.

Tulisan Kai Lamut menggunakan beberapa syarat yang harus dilakukan, seperti sebelum menulis haruslah usai Sholat, saat menghirup nafas harus melalui lobang hidung sebelah kanan dalam keadaan tenang dan penuh konsentrasi dan bahkan harus ditentukan pada jam-jam tertentu.

Tambang Liring sebutannya, tulisan dengan berbahasa arab gundul dan beberapa gambar pewayangan menjadi hiasan di kain kuning yang berukuran persegi empat.

Menurut dia, saat ditemui di rumah kediamannya di Alalak Tengah, Tambang Liring sebuah tulisan bahasa arab dengan isi dan maksud tujuannya sebagai dipermudah baik usaha, ketentraman dan kenyamanan.

“Tambang Liring bisa dibilang syarat (wafak) diri namun semuanya memang Allah yang menentukan dan kita manusia harus juga berusaha dan berikhtiar,’ katanya, Kamis (31/1/2019).

Ternyata pesanan Tambang Liring tersebut tidak hanya dari daerah Kalsel saja tetapi hingga luar pulau seperti pulau Jawa, Sumatra dan lain-lain.

“ini saya mengerjakan miliknya orang Riau yang bepesan beberapa lalu,” katanya.

Ia tak mengenakan tarif khusus dalam mengerjakan Tambang Liring sesuai pesanan orang. “Kadang mengerjakannya bisa dua minggu hingga berbulan-bulan terserah orang saja mengasih,” ucapnya.

Kadang dalam mengerjakan Tambang Liring bisa mendapat Rp300 ribu hingga jutaan rupiah persatu pesenan. (azka)

Editor : Farid

Tinggalkan Balasan