Sultan Banjar Khairul Saleh Kecam Pernyataan Edy Mulyadi Yang Diduga Menghina Kalimantan

Sultan Banjar Haji Khairul Saleh. (foto: Kesultanan Banjar)

JAKARTA, klikkalsel.com – Masyarakat Kalimantan dibuat geram oleh Edy Mulyadi yang diduga menghina Kalimantan lewat pernyataan di video yang diunggah di kanal YouTube miliknya, Bang Edy Chanel pada Selasa, 18 Januari 2022 lalu. Dalam pernyataan itu, Edy bersama sejumlah pihak menolak pemindahan ibu kota negara ke Kalimantan, tepatnya di Kabupaten Penajam Paser Utara dan sebagian di Kabupaten Kutai Kartanegara, Provinsi Kalimantan Timur.

Pernyataan Edy tersebut viral di media sosial pada Minggu 24 Januari 2021. Alhasil banyak tokoh adat, pejabat, hingga masyarakat mengecam Edy Mulyadi dan ada juga yang telah membuat laporan polisi seperti di Balikpapan, Kalimantan Timur dan Banjarmasin, Kalimantan Selatan.

Sultan Banjar Haji Khairul Saleh Al-Mu’tashim Billah yang juga anggota DPR RI Daerah Pemilihan Kalimantan Selatan dari Fraksi PAN turut mengecam pertanyaan Edy Mulyadi tersebut. Sebab, ia dinilai merendahkan Kalimantan sebagai tempat ‘Jin Buang Anak’ ‘Genderwo’ hingga dihuni oleh ‘Monyet’.

“Merendahkan Kalimantan berarti merendahkan seluruh rakyat Indonesia. Indonesia tidak akan lengkap menjadi negara Indonesia tanpa adanya Kalimantan. Pernyataan provokatif dan tidak berjiwa nasionalis dari Edy Mulyadi telah membuat luka hati warga Kalimantan. Hal ini tidak bisa dibiarkan,” tegasnya kepada klikkalsel.com, Senin (24/1/2022).

Baca Juga : Dikecam Warga Kalimantan Karena Video Viralnya, Ini Sosok Edy Mulyadi Sebenarnya

Baca Juga : Edy Mulyadi Diduga Hina Kalimantan, Borneo Law Firm Siap Dampingi Masyarakat Yang Melapor

Menurut Sultan Khairul Saleh yang juga Wakil Ketua Komisi III DPR RI ini, jika memang tidak setuju dengan pemindahkan Ibukota silahkan saja mengkritik. Namun jangan justru berpikir sempit dan merendahkan warga dan wilayah Kalimantan.

“Kritik kebijakannya tapi jangan merendahkan warga Kalimantan. Saudara Edy Mulyadi bukan lagi mengkritik tapi sudah menghina warga Kalimantan yang sama sekali bukan objek apalagi subjek dalam kebijakan pemindahan Ibukota,” tegasnya.

Selain mendesak Edy Mulyadi meminta maaf, Sultan Khairul Saleh juga meminta seluruh pihak agar saling menghormati dan tidak menggunakan politik identitas dalam mengkritik kebijakan pemerintah.

“Harus jadi pelajaran untuk saudara Edy Mulyadi dan juga semua pihak agar tidak menggunakan narasi politik identitas yang dapat memecah-bela rasa kebangsaan kita dalam situasi apapun,” pungkasnya. (rizqon)

Editor: Abadi