Religi  

Sabar Menghadapi Ujian Allah

SETIAP insan beriman harus memahami dan bersabar bahwa cobaan kadang dapat meninggikan derajat seorang muslim di sisi Allah.

Ujian diberikan sebagai tanda bahwa Allah semakin menyayangi dirinya dan mengukur keimanan dan kesempurnaan tauhidnya. Tingginya kualitas iman seseorang, semakin berat pula ujiannya.

Menghadapi segala ujian/cobaan tersebut Allah hanya meminta kita untuk Sabar dan Shalat sebagai penolong, sebagaimana firmanNya di dalam QS Al Baqarah [2] ayat 153, “Wahai orang-orang yang beriman jadikanlah sabar dan sholat sebagai penolongmu. Sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang sabar.

Bersyukur masih mendapat sebatas ujian, karena itu tanda Allah SWT masih sayang akan umat-Nya. Dibandingkan menerima musibah apalagi sampai azab. Sebab, dua perkara itu diturunkan karena marah, murka dan laknat dari Allah.

Oleh karena itu, kata Ustad Alwi Sahlan, rasa syukur selalu dipanjatkan kepada Maha Pencipta karena sudah memberikan nikmat iman dan Islam dunia dan akhirat.

Dalam tausiah usai sholat subuh berjamaah di Mesjid Arahman, Kampung Melayu, Banjarmasin itu mengatakan, orang beriman itu tegar, tabah dan sabar menjalani kehidupan yang kadang terus mendapat ujian dan cobaan.

Sebab, ciri yang lemah iman mendapat ujian adalah berkeluh kesah. Sementara orang yang beriman kuat, harus yakin ujian itu sunatullah kehidupan.

Ingatlah surah Ali Imran ayat 185, dimana Allah berfirman, tiap-tiap yang berjiwa akan merasakan mati. Dan sesungguhnya pada hari kiamat sajalah disempurnakan pahalamu. Barangsiapa dijauhkan dari neraka dan dimasukkan ke dalam surga, maka sungguh ia telah beruntung. Kehidupan dunia itu tidak lain hanyalah kesenangan yang memperdayakan.

Jadi, kata dia, orang lemah iman bagaikan perahu yang kehilangan kemudinya. Mereka yang lemah iman tidak menyadari cobaan dan tantangan disesuaikan Allah dengan kemampuannya.

Oleh karena itu, orang beriman percaya pada takdir. Setiap becana dibumi dan manusia sudah ada catatannya.

Setiap cobaan dan tantangan pasti mengandung hikmah yakni kita jadi tegar dan kuat. “Ujian dan cobaan artinya intropeksi diri. Itu ciri orang beriman, bukan malah mencari kambing hitam,” ujar Alwi.

Diantara semua ujian dan cobaan, yang paling besar adalah cobaan agama dari kesyirikan, dan munafik terhadap ajaran Islam.

Misalnya, saat ini di Indonesia maupun secara global  adalah pro kontra LGBT masih hangat. Padahal dalam Islam jelas melarang perbuatan tersebut. Tidak ada toleransi untuk kaum LGBT dalam Islam, buktinya, Allah pernah menurunkan azab atas kaum tersebut di zaman Nabi Luth.

“Ditengah penolakan ada saja pihak yang mendukung kaum seks menyimpang itu. Mudahan tidak ada azab yang diturunkan,” kata mantan Wakil Walikota Banjarmasin ini.(*)

Oleh : H Sukhrowardi (Gerakan Subuh Berjamaah)
Editor : Farid

Tinggalkan Balasan