Progam Perhutanan Sosial Dilirik Pembisnis Turki Dengan Nilai Kerjasama Rp42 Miliar Per Tahun

Suasana acara Mustakil Sanayici ve Isadamlari Dernegi (MUSIAD) Expo 2022 dan panel bisnis di Istanbul Turki. (foto: Balai Perhutanan Sosial dan Kemitraan Lingkungan (PSKL) Wilayah Kalimantan).

BANJARBARU, klikkalsel.com – Upaya delegasi Indonesia untuk memperkenalkan program Perhutanan Sosial di hadapan para pebisnis Turki, membuahkan hasil.

Pelaku usaha kedua negara sepakat menandatangani kerjasama bisnis bernilai 2,7 juta USD atau setara dengan sekitar Rp 42 miliar per tahun, dalam ajang Mustakil Sanayici ve Isadamlari Dernegi (MUSIAD) Expo 2022 dan panel bisnis di Forum Bisnis yang digelar di Istanbul Turki, pada 2-7 November 2022.

Bisnis yang disepakati itu mencakup sektor agro-industri mulai dari kopi, cocofiber, rempah -rempah, dan beras organik. Termasuk madu hutan Kalimantan Selatan (Kalsel) yang punya potensi pasar yang sama besar.

Kepala Balai Perhutanan Sosial dan
Kemitraan Lingkungan (PSKL) wilayah
Kalimantan Nurhasnih menjelaskan, melalui kedua event tersebut berhasil ditandatangani 6 MoU (Memorandum of Understanding) dan 7 Lol (Letter of Intent) antara kelompok Usaha Perhutanan Sosial (KUPS) dengan pelaku usaha di Turki.

“Kerjasama bisnis ini juga meliputi kegiatan pemasaran produk antara pebisnis
Indonesia dan Turki. Patut diketahui bahwa pada hari pertama gelaran MUSIAD Expo,
booth Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK) yang ditata secara unik, telah dikunjungi banyak pengunjung dari
berbagai negara,” terangnya akhir pekan tadi, Sabtu (12/111/2022).

Para pengunjung pameran dagang Business
Mission terbesar Turki dan Eropa yang diselenggarakan setiap dua tahun itu, diceritakannya, sangat antusias dengan produk kopi, madu, kerajinan tangan dan kain tenun. Mereka juga dijamu dengan seduhan Kopi Liberika Kayong Utara dengan alat Bamboo Drip yang membuat rasa kopi menjadi unik dan enak.

Baca Juga : Hati-Hati Beli atau Terima Gadai Barang yang Tak Jelas Asal-Usul dan Dokumennya, Bisa Kena Pidana

Baca Juga :  Pesepeda Kotabaru Senang Bisa Raih 3 Emas di Porprov XI Kalsel Tahun 2022 HSS

Delegasi MUSIAD seluruh negara, perwakilan negara, dan beberapa kamar dagang
dari berbagai negara turut hadir pada perhelatan tersebut. Mereka antusias berkunjung ke booth Indonesia. Bahkan beberapa pengunjung turut menunjukan Ketertarikan untuk bekerja sama dan tertarik membeli madu dalam jumlah besar.

Menindak lanjuti ketertarikan pengunjung atas produk yang dipamerkan tersebut, KonsulatJenderal Republik Indonesia (KJRI) di Istanbul Turki mengadakan ccara Forum Bisnis bersama para pengusaha Indonesia dan Turki yang tergabung dalam asosiasi ISHIAD.

Acara dikemas dalam agenda diskusi panel yang dibuka secara resmi oleh ketua ISHIAD, Nurullah Nasib, dengan keynote speech Imam Satari, Konsulat Jenderal RI untuk Istanbul Turki.

Terkait itu, Nurhasnih kembali menjelaskan tentang konsep social forestry (Perhutanan Sosial) di Indonesia yang bisa meningkatkan kesejahteraan masyarakat di sekitar hutan melalui pemanfaatan produk-produk hasil hutan yang dikelolanya.

“Hingga Oktober 2022, realisasi pelaksanaan perhutanan sosial di Indonesia mencapai lebih dari 5 juta herktar. Kegiatan perhutanan sosial ini tersebar di 33 Provinsi, di 380
Kabupaten/Kota dan di 4.045 desa diseluruh Indonesia,” bebernya.

Menurutnya, aneka produk kehutanan yang potensial di masing-masing
daerah, khususnya hasil hutan bukan kayu dikelola dan dimanfaatkan oleh petani sekitar hutan yang diwadahi melalui Kelompok Usaha Perhutanan Sosial (KUPS). Hasil Hutan yang dimaksud antar lain madu, kopi, rempah-rempah, gula aren, dan lainnya.

“Melalui kegiatan usaha tersebut, saya optimis dapat menambah kesejahteraan masyarakat sekitar hutan bisa diperbaiki secara bertahap dari waktu ke waktu,” tukasnya. (rizqon)

Editor : Akhmad