Pilu Pedagang Makanan Akibat Harga Minyak Goreng Tak Terkontrol

Pedang gorengan di Kelayan A, Rafii menunggu kehadiran pembeli.

BANJARMASIN, klikkalsel.com – Harga minyak goreng di pasar ritel dan tradisional belum juga stabil. Kondisi ini pun membuat pedagang gorengan menaikkan harga jual menyesuaikan modal yang turut membengkak.

Tak sedikit pedagang makanan dan warga menjerit di tengah keterbatasan stok minyak goreng. Belum lagi kondisi harga eceran minyak goreng di atas HET. Ada yang membeli seharga Rp18 ribu per liter.

“Kemarin beli minyak goreng Sania seharga Rp 18 ribu di Pasar Batuah,” ucap Amy, warga Jalan Pandu, Banjarmasin Timur, Sabtu (26/2/2022).

Padahal pemerintah telah menetapkan HET untuk goreng curah di pasaran ditetapkan sebesar Rp11.500 per liter. Minyak goreng kemasan sederhana Rp13.500 per liter, dan minyak goreng kemasan premium Rp14.000 per liter.

Baca Juga : Ombudsman Kalsel Soroti Kelangkaan Minyak Goreng

Baca Juga : Harga Kedelai Naik Signifikan, Produsen Tahu Tempe di Tabalong Harapkan Solusi Pemerintah

Sebab itu, harga jual makanan pun turut berimbas naik. Alasannya untuk tetap mendapatkan untung. Mirisnya, naiknya harga gorengan membuat penjualan sedikit menurun.

“Harga dinaikan jadi Rp 1.200 dari Rp 1.000 kalau tidak dinaikkan tidak ada untung. Dinaikkan Rp 200 jualan sepi,” keluh pedagang gorengan, Rafii di Kelayan A, Kecamatan Banjarmasin Selatan.

Tak hanya pedagang gorengan yang merasakan pilu akibat tak stabilnya harga dan stok minyak goreng di pasaran. Hal serupa juga dirasakan pedagang kuliner ayam geprek.

“Ini beli di pasaran aja, kalau di ritel modern cuma dapat dua liter dan ngantri” tandas Nidia.

Mereka pun berharap pemerintah mengeluarkan kebijakan untuk menstabilkan harga minyak goreng dan menggelar operasi pasar secara rutin untuk memudahkan masyarakat. (rizqon)

Editor: Abadi