Pesawat Pertama di Langit Borneo Mendarat di Sungai Tabuk: Bagian 1

Potret pesawat Poulet mendarat di sungai tabuk Banjarmasin (Sumber: Mansyur)

BANJARMASIN, klikkalsel.com – Sajarawan Universitas Lambung Mangkutat (ULM) Mansyur mengungkapkan di wilayah Sungai Tabung pada sekitar abad ke-20 menjadi lokasi pertama mendaratnya sebuah pesawat terbang yang membuat semua orang Banjar takjub.

“Pesawat pertama kali mendarat di Bumi Antasari itu bernama Caudron G-III dengan seorang pilot asal Prancis, bernama Etienne Poulet,” kata Mansyur, Jumat (9/9/2022).

Mengutip dari Harian Dagblad van Zuid-Holland en ‘s-Gravenhage, edisi 24 September 1919, kata Mansyur, pendaratan di wilayah sungai tabuk tersebut tidak pernah ada perencanaan.

Sebab, awalnya saat itu mereka berencana akan melakukan penerbangan antara dua benua, Eropa-Australia yang digagas Etienne Poulet dan Jean Benoist, penerbang Perancis, pada hari minggu tahun 1919.

“Poulet akan melakukan penerbangan sensasional sejauh 14.000 mil ke Australia melalui Roma, Salonika, Konstantinopel, Baghdad, Bushir. Kemudian ke Bombay, Calcutta, Bangkok, Singapura, Batavia ke Brisbane, Sydney dan lalu ke Melbourne,” jelasnya.

Walaupun tidak mengagendakan di awal, ternyata daya tarik wilayah Borneo (Kalimantan) sebagai wilayah di tengah hamparan kepulauan Hindia Belanda (Indonesia) seakan menjadi tantangan buatnya.

Wajar kemudian pada tanggal 24 Desember 1920, Poulet membuat agenda ke Banjarmasin. Saat itu Banjarmasin belum memiliki lapangan pesawat representatif.

“Lapangan Ulin saja baru bisa didarati pesawat berbadan besar (pesawat Douglas) lima belas tahun kemudian tepatnya setelah diresmikan Residen Moggenstorm tahun 1935,” tuturnya.

Sebelumnya, kata Mansyur, Gubernur Jenderal Hindia Belanda telah memerintahkan pembentukan Komisi Dinas Lalu Lintas Udara. Bertujuan menunjang penerbangan sipil sejak Februari 1919.

Lalu pada November 1919, komisi ini mengajukan usul agar mulai 1 Maret 1920 diadakan suatu Dinas Pos oleh pesawat KNIL atau Angkatan Laut.

Pemerintah setuju meski tak sanggup melaksanakan dengan baik Dinas Pos itu karena kekurangan pesawat. Oleh sebab itulah belum ada penerbangan ke Borneo.

“Surat Kabar Deli Courant, edisi 24 Desember 1920 menuliskan seorang penerbang untuk pertama kalinya terbang di atas Kalimantan. Penerbang Perancis, Etienne Poulet telah lepas landas dari Surabaya ke Bandjermasin dengan pesawatnya,” ungkapnya.

Poulet melakukan penerbangan ke Borneo bagian selatan (Kalimantan) dan mendarat mulus di lapangan berpasir. Tepatnya di wilayah Soengai-Taboek (Sungai Tabuk), yang berjarak sekitar 9 paal dari Kota Banjarmasin.

“Inilah saksi bisu penerbangan pertama sebuah pesawat udara di Borneo (Kalimantan),” imbuhnya.

Walaupun tempat pendaratannya terpencil, keberadaan area yang difungsikan sebagai lapangan terbang dipuji oleh sang penerbang, Poulet.

Baca Juga : Jejak Sejarah Perusahaan Listrik Pertama di Zaman Hindia Belanda

Baca Juga : Barabai Memiliki Catatan Sejarah Banjir Sejak 1928

Lapangan di Sungai Tabuk ini dibangun dalam waktu singkat, dengan biaya yang relatif rendah. Terdapat versi dari masyarakat bahwa lapangan terbang tersebut saat ini letaknya di wilayah Sungai Tabuk Keramat, tepatnya di Lapangan Pasir Putih Sungai Tabuk.

Lebih lanjut, kata Mansyur, jalan yang melewati wilayah Sungai Tabuk pada tahun 1920 an itu, dinamakan Jalan Martapura yang menghubungkan Banjarmasin melalui Sungai Tabuk hingga ke Martapura.

“Jalan lama itu walaupun agak sempit, mengikuti aliran sungai Martapura. Terdapat banyak bukit dengan banyak tikungan,” ujarnya.