Jejak Sejarah Perusahaan Listrik Pertama di Zaman Hindia Belanda

Jejak Sejarah Perusahaan Listrik Pertama di Zaman Hindia Belanda
Perusahaan listri di zaman Hindia Belanda (sumber, Mansyur Ketua LKS2B Kalimantan)

BANJARMASIN, klikkalsel.com – Aliran atau tenaga Listrik sudah menjadi bagian tidak terpisahkan bagi kehidupan manusia dalam kegiatan sehari-hari. Tidak terkecuali masyarakat Kalimantan Selatan (Kalsel).

Di Kota Banjarmasin terdapat history menarik yang belum banyak diketahui, bahwa dalam sejarah kelistrikan di Banjarmasin dulunya terdapat perusahaan swasta dari Belanda yang mempunyai jasa besar.

Berkat perusahaan inilah pertama kalinya dalam sejarah, langit malam Banjarmasin tidak lagi gelap gulita.

Dijelaskan Ketua LKS2B Kalimantan, Mansyur, jejak sejarah listrik di Banjarmasin tidak lepas dari kondisi listrik di Tanah Jawa. Sebelum adanya organisasi yang mengatur urusan kelistrikan secara terpusat seperti PLN, pengelolaan listrik di Hindia Belanda dulu masih dikelola secara lokal dan dikuasai secara mandiri oleh perusahaan – perusahaan swasta Belanda.

Namun, seiring dengan pesatnya pertumbuhan ekonomi dan keperluan akan listrik oleh masyarakat luas, maka dibuatlah perusahaan listrik untuk memenuhi kebutuhan tersebut.

“Secara umum, pada zaman Hindia Belanda jaringan listrik mulai ada 124 tahun lalu, tepatnya pada tahun 1897. Nederlandche Indische Electriciteit Maatschappij (NIEM atau Perusahaan Listrik Hindia Belanda), yang merupakan perusahaan berada di bawah N.V. Handelsvennootschap,” kata Mansyur, Minggu (26/6/2022).

Perusahaan itu, sebelumnya bernama Maintz dan Co yang berpusat di Amsterdam, Belanda. NIEM kemudian berekspansi ke Hindia Belanda, dan menjadi perusahaan listrik pertama di Hindia Belanda dan berkantor pusat di Gambir, Batavia.

Pada wilayah Batavia (Jakarta sekarang), NIEM membangun PLTU di Gambir di tepi Sungai Ciliwung. PLTU tersebut merupakan pembangkit listrik tenaga uap pertama di Hindia Belanda dan memasok kebutuhan listrik di Batavia dan sekitarnya.

“Dalam perkembangannya, Purnawan Basundoro pada 2009 dalam ‘Dua Kota Tiga zaman Surabaya dan Malang sejak kolonial sampai kemerdekaan’, menuliskan NIEM mengadakan ekspansi ke Surabaya dan mendirikan cabang perusahaan lain dengan nama Nederlansche Indische Gas Maastchappij (NIGM) pada 1909,” ungkapnya.

Dari NIGM inilah, kata Mansyur pada tanggal 26 April 1909 silam. Perusahaan Gas Hindia Belanda ini berhasil mendirikan anak perusahaan lain dengan nama Algemeene Nederlandsche Indische Electriciteit Maatschappij atau (ANIEM).

ANIEM, jelas Mansyur adalah perusahaan swasta yang diberi hak untuk membangun dan mengelola sistem kelistrikan di Hindia Belanda pada waktu itu.

“Pada tahun 1909, perusahaan ini diberi hak untuk membangun beberapa pembangkit tenaga listrik berikut sistem distribusinya ke kota-kota besar di Jawa,” imbuhnya.

Kemudian, sebelum ANIEM berekspansi ke Banjarmasin, sebelumnya telah berdiri perusahaan listrik swasta bernama Bandjermasinsche Electriciteit Maatschappij, dirintis tahun 1919 dan secara resmi berdiri 1920 dengan direktur W.F., Gantvoort.

“Hal itu dibuktikan dari adanya rekam berita di koran Het nieuws van den dag voor Nederlandsch-Indie, edisi 18-07-1919, Bandjermasinsche Electriciteit Maatschappij didirikan dengan prakarsa dari Twentsche Handel-Maatschappij, yang berada di bawah manajemen J. B. de Rooy dan anggota Dewan Pengawas Heeren de Wald, Diemer, Muller dan Wassingto,” ungkapnya.

Baca Juga : Catatan Sejarah Perkembangan Barisan Pemadam Kebakaran Swadaya di Banjarmasin

Baca Juga : Tahukah Anda Sejarah Asal Mula Kampung Basirih? Simak Penjelasan Sejawaran

Pada koran yang sama edisi 03-12-1919, terang Mansyur. Perusahaan Listrik ini memiliki saham yang dijual mulai 27 November sampai 4 Desember secara inklusif oleh firma Gijselman dan Steup di Batavia, Semarang dan Surabaya.

“Bisa didapatkan di N.V. Twentsche Handel Mij., De Rooy dan Co. di Surabaya, Batavia dan Jogja,” imbuhnya.

Senada dengan sumber lainnya (Dutch East Indies. Departement van Landbouw, Nijverheid en Handel – 1920) bahwa N.V. kata Mansyur “Bandjermasinsche Electriciteit Maatschappij” didirikan di Banjarmasin. Modal Awal f 500.000.- dalam 1.000 lembar N.V. Bandjermasinsche Electricity Company, yang berkantor di Banjarmasin.

Diperkirakan Bandjermasinsche Electriciteit Maatschappij kemudian merger dengan ANIEM sehingga dalam jangka waktu yang relatif pendek, ANIEM berhasil bertransformasi dari yang hanya sekedar anak perusahaan menjadi sebuah perusahaan listrik raksasa dengan penguasaan 40 persen total pasokan listrik se-Hindia Belanda.

Berkembang memang tak mengenal henti. Ekspansi pun dilakukan. ANIEM juga melakukan percepatan ekspansi seiring dengan permintaan listrik yang tinggi.

Puncak percepatan ekspansi ANIEM terjadi pada 1937 ketika seluruh pengelolaan listrik di Jawa Tengah, Jawa Timur dan Pulau Kalimantan diserahkan kepada ANIEM.

Dengan luasnya wilayah cakupan pelayanan di Hindia Belanda, perusahaan ini menerapkan sistem desentralisasi produksi dan pemasaran dengan cara mendirikan anak – anak perusahaan baru.

“Dengan adanya hal tersebut, munculah tujuh anak perusahaan lain dari ANIEM,” tuturnya.

Berkat hal tersebut, kinerja perusahaan menjadi lebih efektif dan efisien terutama dari segi produksi dan pemasaran. Adapun salah satu anak perusahaan dari NV. ANIEM Surabaya dengan cabang perusahaan di Banjarmasin, Pontianak, Singkawang, Banyumas.