Peran Dekranasda HSU Membantu Hidupkan Usaha Kerajinan Purun Dimasa Pandemi Covid-19

Ketua Dekranasda HSU sebagai narasumber pada acara program B.Talk (foto : istimewa)
Ketua Dekranasda HSU sebagai narasumber pada acara program B.Talk (foto : istimewa)
AMUNTAI, klikkalsel.com – Tanaman purun merupakan tanaman yang banyak dijumpai di Kabupaten Hulu Sungai Utara (HSU). Hampir di seluruh Kecamatan dikelilingi oleh rawa, sehingga tanaman purun mampu dimanfaatkan dan dibudidayakan oleh sebagaian masyarakat HSU.
Hal itu diulas dalam Program B.Talk (Bicara Apa Saja) yang selenggarakan salah satu media, dengan narasumber Ketua Dewan Kerajinan Nasional Daerah (Dekranasda) Kabupaten HSU, Hj Anisah Rasyidah Wahid, secara virtual melalui video conference (Vicon) di Mess Negara Dipa Amuntai, Selasa, (4/8/2020).
Sebagai narasumber Hj. Anisa Rasyidah Wahid menjelaskan, kerajinan purun merupakan salah satu industri kecil menengah dari Kabupaten HSU yang telah banyak dikenal baik di dalam daerah hingga nasional.
“Purun sampai kini menjadi sumber ekonomi selain bertani bagi sebagian masyarakat desa dan sudah membudaya di kalangan masyarakat Kabupaten HSU, dengan tanpa harus dipaksa banyak tangan terampil yang membuat kerajinan khas alam ini,” katanya.
Lebih lanjut Anisah menjelaskan, berbagai kerajinan dihasilkan oleh pengrajin dari anyaman purun seperti tas, tikar, topi, bakul, hiasan dinding, bahkan sedotan dan aksesoris lainnya.
“Penjualan produk ini mencakup dalam dan luar daerah mencakup Kalimantan Tengah, Kalimantan Timur, Jakarta, Yogyakarta, hingga Pulau Bali, bahkan melakukan penjualan hingga ke luar negeri antara lain Jerman dan Swedia,” terangnya.
Kemudian lanjutnya lagi, pada kisaran Maret sampai dengan Juni 2020 saat masa pandemi covid-19 sangat berpengaruh terhadap produksi kerajinan, terjadi penurunan yang drastis atas penjualan produk kerajinan purun dimana tercatat nilai produksi per bulan hanya mencapai Rp.517.313.000,- per bulan.
“Pemasaran kerajinan menurun hampir 30 persen, yang mana disebabkan menurunnya daya beli konsumen, kenaikan harga bahan baku, biaya produksi juga mengalami kenaikan serta terhambatnya distribusi produk,” ungkapnya.
Untuk itu, pada Juli 2020 era New Normal, Dekranasda dan Pemerintah Kabupaten (Pemkab) HSU, gencar kembali melakukan berbagai upaya untuk meningkatkan produksi kerajinan di Kabupaten HSU.
Berbagai upaya yang dilakukan antara lain diadakannya pelatihan digital marketing kepada pelaku Industri Kecil dan Menegah (IKM) serta menjalin kerjasama dengan berbagai lembaga untuk pemasaran produk di antaranya dengan Bank Indonesia dan Badan Restorasi Gambut (BRG) serta mendukung Bangga Buatan Indonesia.
Pemkab HSU juga telah mengeluarkan kebijakan edaran dan himbauan untuk menggunakan produk kerajinan sebagai pengganti plastik, yang bertujuan untuk mengurangi limbah plastik serta meningkatkan penggunaan produk kerajinan purun.
“Tercatat pada akhir Juli 2020 nilai produksi mencapai Rp.620.775.000,- perbulan, dapat meningkat kembali sebesar 20 persen. Meskipun masih belum kembali seperti sedia kala, peningkatan tersebut sudah signifikan meningkatkan produksi dan pemasaran produk kerajinan,” ujarnya.
Sementara, untuk meningkatkan pemasaran, para pengrajin juga dibekali dengan pelatihan menggunakan media sosial untuk memperluas jaringan pemasaran. Yang mana sudah ada 5 kelompok usaha yang aktif memasarkan produknya melalui marketplace Bukalapak, yaitu Kelompok usaha Desa Sungai Namang, Darussalam. Pulantani, Teluk Haur dan Kaludan Kecil.
“Saya selaku Ketua Dekranasda Kabupaten HSU mengucapkan terima kasih kepada B.Post yang turut mempromosikan seluk beluk yang ada di Kabupaten HSU, tak lupa saya mengimbau kepada masyarakat Kabupaten HSU untuk bersama-sama menggunakan produk buatan Kabupaten HSU, kalau tidak melestarikan siapa lagi,” tutupnya. (doni)
Editor : Akhmad

Tinggalkan Balasan