Pengamat Politik Banua : Nama Balon Bupati Tabalong Minim di Panggung Medsos dan Media Mainstream

Pengamat Politik Banua, Kadarisman

TANJUNG, Klikkalsel.com – Pilkada 2024 menyisakan waktu 2 tahun lagi, namun nama – nama bakal calon Bupati Tabalong mendatang masih minim di mention publik pada media sosial.

Publik melalui media sosial ataupun media mainstream sangat jarang memunculkan nama – nama figur calon Bupati Tabalong mendatang, padahal panggung kedua media itu sangat dapat membantu dan bahkan menjadi indikator akseptabilitas bagi figur tertentu dalam kontestasi politik.

Hal tersebut dikatakan oleh Pengamat Politik Banua, Kadarisman menanggapi kans dan kepemimpinan baru untuk Tabalong di 2024 mendatang.

“Kami mengambil big data di beberapa kabupaten, termasuk salah satunya Kabupaten Tabalong. Big data ini mengcapture arus komunikasi publik di ruang publik medsos terkait sesuatu. Untuk di Tabalong sendiri hasilnya masih minim. Ada satu nama yang mulai muncul, tetapi belum signifikan sebagaimana daerah lainnya,” bebernya Kamis (23/6/2022).

Baca Juga : KPU Banjarmasin Usulkan Anggaran Rp 78 Miliar untuk Pemilu 2024

Baca Juga : KPU Kota Banjarmasin Persiapkan Sosialisasi Jadwal Pemilu 2024

Menurut Kadarisman, kekuatan figur sejatinya dapat dilihat secara kasat mata melalui wacana dan diskusi arus bawah. Seperti, ujarnya publik dapat melihat arus bawah rakyat Indonesia yang saat ini membicarakan figur yang cocok untuk Indonesia ke depan.

“Secara kasat mata, kita bisa melihat bagaimana suara arus bawah terpolarisasi. Kesimpulannya, Gubernur DKI, Anis Baswedan dan Gubernur Jawa Tengah, Ganjar yang paling kerap jadi bahasan arus bawah. Maka ketika dilakukan survei dua nama itu dipastikan selalu masuk papan atas,” ujar Kadarisman.

Namun demikian big data hanya mengcapture arus komunikasi di dunia virtual. Untuk sampai kepada hasil yang lebih valid dan ilmiah, mesti dilakukan pengambilan data lapangan, mengingat ada desa-desa di Tabalong tidak terakses dengan internal. Pun demikian hal perlu diingat akses internet telah menjangkau masyarakat mayoritas dibanding yang tidak terakses internet.

Menurut Kadarisman ada 3 indikator keterpilihan seorang figur ketika hendak masuk kontestasi pilkada. Yaitu, pertama mesti mengantungi fakta ilmiah.

Hal kedua akses terhadap partai politik dan koalisi parpol dan yang ketiga adalah mesti menghindari kejadian blunder yang dapat menguburkan semua upaya yang sudah dibangun. (Dilah)

Editor: Abadi