Orangtuanya Khawatir Anaknya Autis Dikeluarkan Pihak Sekolah

Teks foto : Komisi IV DPRD Kalsel bersama pihak SMAN 2 Banjarmasin berdialog dengan orangtua yang anaknya penyandang autis. (elo Syarif/klikkalsel)

BANJARMASIN, klikkalsel – Batubara dibuat khawatir, sebab Haily Syahwardi, anaknya yang divonis autis kerab tak masuk sekolah d SMAN 2 Banjarmasin. Apalagi pihak sekolah telah 2 kali memanggil orangtua anak berkebutuhan khusus tersebut.

Tak ingin anak yang kini duduk di kelas 12 sekolah yang berada di kawasan Mulawarman itu dikeluarkan dari sekolah, Batubara dan Helda, sang istri mengadu ke Komisi IV DPRD Kalsel, Jumat (19/10/2018).

Komisi yang menaungi bidang pendidikan ini pun segera bersikap memanggil pihak sekolah. Dalam pertemuan pihak sekolah dihadapkan langsung dengan kedua orangtua Haily.

Kepala SMAN 2 Banjarmasin, Bakhtiar sempat kaget lantaran pihaknya diminta untuk ke Komisi IV DPRD Kalsel. Makanya ia pun memboyong sejumlah guru, wali kelas bahkan guru Bimbingan Konseling (BK).

Dalam rapat mengemuka kalau pihak sekolah sama sekali tak punya niat mengeluarkan Haily dari sekolah. Sebab anak autis yang satu ini cenderung jenius. Bagaimana tidak, Haily pernah diikutsertakan dalam olimpiade matematika tingkat SMA di Banjarmasin. Tak diduga Haily meraih juara 2.

Mengenai surat yang dilayangkan pihak sekolah kepada orangtua, menurut pihak sekolah bukan lah peringatan.”Kami hanya memanggil orangtua untuk membicarakan persoalan Haily,” ujar Bakhtiar.

Pihaknya pun berhasil mengorek kepastian kalau anak autis ini selalu tidur larut malam. Makanya Haily sering terlambat, bahkan tak masuk sekolah. Walau secara ketentuan absensi kehadiran pelajar itu tak bisa ditoleransi, namun pihak sekolah tak mengambill langkah mengeluarkan Haily dari SMAN 2 Banjarmasin.

Helda, sang ibu mengaku khawatir lantaran ia telah 2 kali memenuhi panggilan pihak sekolah.”Saya mengira kalau panggilan ketiga anak saya bakal dikeluarkan dari sekolah. Hal itu lah yang saya takutkan,” tekannya. Untuk itu ia dan suami mengadu ke Komisi IV DPRD Kalsel.

Zulva Asma Fikra mengemukakan, autis yang masuk dalam penyandang disabilitas punya hak untuk mendapatkan pendidikan hingga 12 tahun.”Kesamaan hak pendidikan itu sama bagi seluruh warga Indonesia,” ujar politisi muda Partai Demokrat ini.

Ia pun mengapresiasi pihak sekolah yang bertujuan untuk membina anak autis ini. Menurutnya hal ini hanya miskomunikasi saja.”Jadi tak benar anak autis ini akan dikeluarkan dari sekolah. Apalagi Haily berprestasi,” pungkas Zulva yang dipercaya menjadi Ketua Panitia Khusus Raperda Disabilitas ini. (elo syarif)

Editor : Farid

Tinggalkan Balasan