Nelayan Tanbu dan Kotabaru Keluhkan SPBN

Wakil Komisi II DPRD Kalsel Muhammad Yani

BANJARMASIN,klikkalsel.com – Anggota Dewan Muhammad Yani Helmi mengatakan telah menerima keluhan nelayan di Tanah Bumbu (Tanbu) dan Kotabaru terkait ditutupnya Stasiun Pengisian Bahan Bakar Nelayan (SPBN).

“Saat ini nelayan sudah berbulan-bulan kesulitan melaut untuk mencari ikan, karena disegelnya SPBN di Tanbu. Ini juga telah kami sampaikan ke Dinas Kelautan dan Perikanan Kalsel,” katanya, Kamis (1/9/2022).

Diharapkan, ada solusi agar para nelayan di kawasan pesisir bisa mendapatkan solar dan bisa melaut guna mencari ikan.

“Sekarang ini harganya sudah secara keekonomian industri, namun solar masih sulit didapat. Apalagi yang disubsidi, seperti yang ada di SPBN di PPI Batulicin,” ucap Wakil Komisi II dari politisi Partai Golkar ini.

Baca Juga : Kebutuhan Listrik Nelayan Terbantu Dengan Adanya ALMA Yang Digagas Paman Birin

Baca Juga : Tangkapan Nelayan Bergeser Berdampak Pada Naiknya Harga Ikan Laut

Dia mendorong, kepada pihak pemerintah jika ada bermasalah di pihak ketiga dalam pengadaan BBM jenis solar bagi nelayan, maka tindak tegas.

Kemudian, ia pun menyarankan, SPBN diserahkan pengelolaannya melalui koperasi.

“Kita bisa mencontoh SPBN yang ada di kawasan Banjar Raya Banjarmasin yang bisa dikelola oleh koperasi. Sehingga tidak menghambat aktivitas para nelayan dalam mencari ikan,” ucapnya.

Ia meminta, Pemprov Kalsel agar mengambilalih pengelolaan SPBN dari pihak ketiga. Dan semua pihak bisa melakukan kontrol terhadap penyaluran BBM, khususnya dari PT Pertamina atau aparat keamanan.

Yani juga menyebutkan tidak adanya ketersedian solar bersubsidi bagi nelayan pesisir, tentu sangat berpengaruh terhadap harga ikan.

“Jadi imbasnya tidak hanya bagi nelayan, tapi juga masyarakat yang mengonsumsi ikan karena harganya turut naik,” pungkasnya. (azka)

Editor : Akhmad