BANJARMASIN, klikkalsel.com – Harga ikan laut dalam sepekan terakhir mengalami kenaikan. Hal tersebut lantaran lokasi tangkapan nelayan yang biasanya ada di perairan Kotabaru terus bergeser menjauh, hingga mendekati perairan Sulawesi Barat.
Hal tersebut diungkapkan Kepala UPTD Pelabuhan Perikanan Banjarmasin, Nurbani Yusuf. Dengan bergesernya tangkapan ikan tersebut ujarnya tentu ada cost tambahan, seperti bahan bakar minyak.
“Dengan bergesernya tangkapan ikan otomatis biaya operasional yang ditanggung nelayan juga naik , jadi otomatis harga ikan laut mengalami kenaikan,”katanya. Kemarin
Namun kondisi tersebut tak akan berlangsung lama, hanya sekitar beberapa bulan saja. Setelah itu semua akan kembali seperti semula.
“Diperkirakan awal September daerah tangkapan ikan nelayan akan kembali seperti biasa,”ucapnya.
Sementara Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan (Kadiskanlaut) Kalsel, Rusdi Hartono mengatakan, Pelabuhan Perikanan Banjarmasin memiliki gudang beku (cold storage) yang fungsinya cukup vital.
“Fasilitas ini menjaga jika tangkapan ikan nelayan minim. Dengan stok ikan tersimpan di sana, pasokan tetap aman dan harga di pasar dapat distabilkan. Adanya cold storage ini membuat harga ikan di pasar terjaga,” katanya.
Baca Juga : Dua Orang Pria Terjaring Razia Polsek KPL Banjarmasin Karena Bawa Sajam
Baca Juga : Harga Cabai Naik Beberapa Hari Terakhir
Rusdi mencontohkan, jika harga ikan Peda normalnya adalah Rp 35 ribu per kilogram. Maka saat tangkapan ikan sedikit, harga bisa melambung menjadi Rp 50 ribu – Rp 60 ribu di pasaran.
“Tapi, dengan adanya stok berlimpah di gudang beku, bisa menutup kurangnya pasokan. Sehingga harga tidak akan melonjak tajam,” ucapnya.
Kapasitas cold storage yang ada di Pelabuhan Perikanan Banjarmasin mampu menampung 300 ton. Itu belum ditambah milik pedagang yang mencapai 200 ton. Dia yakin, dengan stok yang ada mampu memenuhi kebutuhan masyarakat di Banua.
“Stok ikan sangat aman untuk warga Banua,”pungkasnya. (Azka)
Editor: Abadi
