Naiknya Harga Rokok, Membuat Peluang Usaha ‘Rokok Tingwe’ Cerah

BANJARBARU, klikkalsel.com – Kenaikan harga rokok dan ditambah lagi haramnya rokok elektrik (Vape atau Pod) yang tertuang dalam fatwa majelis Tarjih dan Tajdid Pimpinan Pusat Muhammadiyah Nomor 01/PER/L1/E/2020 tentang hukum merokok e-cigarette yang dikeluarkan pada 14 Januari 2020, membuat para ahli hisap geleng-geleng kepala.

Imbasnya, sebagian perokok di Indonesia meninggalkan rokok bermerk mereka dan beralih ke rokok tingwe (ngelinting dewe) alias menggulung tembakau dengan kertas secara manual.

Melihat peluang tersebut, Donny Ramadhan bersama Muhammad Fauzi Rahman dengan bermodal sekitar Rp 800 rupiah, mereka pun mencoba memulai peruntungannya dalam menjual berbagai macam jenis daun tembakau siap linting.

“Alasanya ya karena, pesaingnya sedikit dan ini juga karena hobi semasa kuliah tahun 2019 di pulau Jawa lalu serta salah satu kesepakatan yang baik untuk memulai buka usaha, dimana kita juga bisa mengembalikan citra merokok yang kita linting sendiri,” katanya, Senin (11/1/2021).

Pria yang akrab dipanggil Donny tersebut menjelaskan, demi memenuhi kebutuhan penikmat tembakau yang beragam dan makin meningkat. Ia bersama Fauzi memberanikan diri menambah modal untuk menyediakan tembakau berkualitas, mulai dari berbagai daerah di indonesia termasuk Jawa, Aceh dan Makasar.

“Sekarang sudah ada 15 jenis tembakau lokal yang berasal dari Cianjur, Sumedang, Bondowoso, Situbondo, Aceh, Makasar dan Madura, jadi kita jual itu juga beda-beda harganya tergantung rasa dan kualitasnya,” tambahnya.

Ia juga menerangkan, ditempatnya usaha yang diberi nama Rakab Tobacco yang terletak Jalan A. Yani KM. 35, Gang Purnama, Loktabat Utara, Banjarbaru juga menjual tembakau dengan varian rasa atau yang lebih dikenal Tembakau Flavour yang terdiri 5 jenis tembakau pabrikan.

Dari pengamatannya selama mengelola Rakab Tobacco, Ia mengatakan jika kebanyakan pembeli lebih menyukai jenis tembakau original seperti Gayo Hijau dari Aceh, Darmawangi Kuning dari Sumedang, dan Tambeng dari Bondowoso. Untuk Tembakau Flavour pelanggan ujarnya lebih menyukai rasa Whisky, Banana Ice, Jamaican Esse & Grape Mint

“Alasan nya, kalau Gayo Hijau aceh itu masih hijau daun tembakau nya waktu dikeringkan, jadi lebih terasa segar waktu dihisap setelah dilinting dan lebih bisa masuk di semua kalangan perokok,” terangnya.

Sedangkan untuk tembakau flavour lokal yang banyak disukai pembeli adalah tembakau jenis Darmawangi Kuning dan Tambeng. Karena ujar sebagian pelanggan rasa nya lebih halus dan manis saat dihisap.

Untuk kisaran harga sendiri, ia mengaku menjualnya mulai dari harga Rp 10 ribu hingga 27 ribu per 30 sampai 50 gram, tergantung jenis tembakau.

“Paling murah 10 ribu per 50 gram dan sampai yang paling mahal 27 per 50 gram” jelasnya.

Selain tembakau, Rakab Tobacco juga menyediakan beberapa item lain.

“Seperti cerutu, alat linting, cengkeh, filter rokok, kertas linting, lem lintingan, korek api, dan kotak tembakau,” pungkasnya.(airlangga)

Editor : David

Tinggalkan Balasan