HST  

Mitigasi Banjir HST, Hampir Tiga Bulan Warga Penyintas Bencana di Empat Desa Gotong-royong Bersihkan Sungai

BARABAI, klikkalsel.com – Warga empat desa penyintas bencana banjir dalam tiga bulan terakhir aktif melakukan gotong-royong membersihkan berbagai material dan sampah di sungai. Empat desa tersebut meliputi Desa Baru Kecamatan Batu Benawa, dan warga Desa Batu Tunggal, Alat, serta Desa Hantakan Kecamatan Hantakan, Kabupaten Hulu Sungai Tengah (HST).

Pembersihan tersebut merupakan program kersajama Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (Walhi) dan United Nations Development Programme (UNDP) melalui program response toward COVID-19 resilience (Restore) dengan memberdayakan masyarakat setempat untuk sama-sama bergotong-royong membersihkan sungai di sekitar desanya.

Koordinator Lapangan Pembersihan Desa Baru (Waki), Icung (25/11/2021) mengungkapkan, pihaknya selama 45 hari turut memberdayakan 42 orang dalam satu desa untuk aktif bersama membersihkan sungai dan lingkungan sekitar desanya.

Baca juga: Bupati HST Tidak Terlihat Saat Banjir, Sekda Klarifikasi Posisi Keberadaannya

“Selama 3 bulan, atau lebih tepatnya 45 hari berjalan, kami melibatkan 42 orang dalam setiap desa untuk aktif berpartisipasi melakukan pembersihan baik sungai maupun lingkungan sekitar desanya,” ucapnya.

Menurutnya, Desa Baru, Batu Tunggal, Alat dan Hantakan dipilih, sesuai dengan bagian lokasi terparah dari banjir bandang yang melanda HST pada Januari 2021 silam.

Lebih lanjut, kendala yang dihadapi selama pembersihan itu berjalan,yaitu ketika kita sudah bersih-bersih di bantaran sungai, setelahnya datang hujan dari arah hulu sungai, maka bentaran sungai kembali kotor.

“Kasus itu tidak hanya terjadi sekali, akan tetapi berulang-ulang. Karena, saat ini intensitas hujan masih sangat tinggi dan mengkhawatirkan,” bebernya.

Selain itu juga, faktor lainnya yang turut mempengaruhi, tidak tersedianya tempat sampah ataupun pengangkutan sampah oleh Pemerintah. Maka dari itu, kesadaran sebagian masyarakat untuk hidup bersih masih kurang.

“Sebagian masyarakat masih suka membuang sampah di sungai dan disembarang tempat. Itu terjadi bukan hanya disana, tetapi dilain tempat pun kayaknya sama saja. Maka dari itu sangat perlu disediakan fasilitas tempat sampah serta pengangkutannya guna edukasi nyata untuk masyarakat,” tambahnya.

Selain itu, dengan kegiatan tersebut merupakan wujud nyata program mitigasi bencana untuk masyarakat setempat. Terlebih lagi, saat ini kita sedang dalam masa siaga bencana Hidrometerologi yang pastinnya membuat masyarakat akan merasa sangat khawatir setiap diguyur hujan lebat kembali.

Belajar dari banjir bandang Januari silam, yang paling dikhawatirkan adalah dengan banyaknya sampah-sampah berserakan dialiran sungai, dapat menghambat aliran air atau membendung air, sehingga potensi air bah bisa terjadi.

“Untuk prakiraan jumlah material atau sampah yang berhasil dibersihkan sudah mencapai puluhan ton lebih, terlebih lagi sebagian dari sampah-sampah tersebut juga dapat bernilai ekonomis, seperti kayu-kayu besar yang bisa diolah menjadi meja atau kursi yang dapat dipasarkan,” tutupnya. (dayat)

 

Editor : Akhmad