Mengintip Prosesi Adat ‘Bersih Desa’ 8 Suro di Sumber Sari Tanbu

Warga Sumber Sari, Kecamatan Sungai Loban, rutin menggelar adat 'Bersih Desa' sebagai bentuk rasa syukur kepada Sang Ilahi. (foto : duki/klikkalsel).

BATULICIN, klikkalsel – Desa Sumber Sari, Kecamatan Sungai Loban, Kabupaten Tanah Bumbu, Kalimantan Selatan (Kalsel) kembali menggelar acara adat tahunan bernama ‘Bersih Desa’ Minggu (8/9/2019).

Acara yang rutin digelar setiap 8 Suro tersebut, sangat ditunggu-tunggu masyarakat setempat dan para undangan.

Pasalnya, selalu berlangsung cukup meriah.

Kegiatan ‘Bersih Desa’ banyak rangkaian kegiatan dilakukan. Mulai dari arak-arakan Nasi Tumpeng, penyerahan santunan untuk para anak yatim senilai belasan juta, hiburan tradisional Tari Serimpi, Kuda Lumping pada siang hari, serta wayang kulit di malam hari.

Ketua Adat Sumber Sari Samto Suparjo, mengatakan, prosesi adat Bersih Desa sudah dilestarikan sejak 1992, yang digelar setiap 8 Suro.

“Jadi, acara kami ini sebagai bentuk rasa syukur kepada Allah SWT atas rezeki yang diberikan, serta memohon agar desa selalu aman dan tentram,” ujar Samto.

Ia menambahkan, ‘Bersih Desa’ yang dimaksud bukan hanya sekedar membersihkan lingkungan saja, akan tetapi bersih di luar (lahiriyah) dan juga bersih di dalam (batiniah).

Perlu diketahui pula acara adat juga tidak hanya diikuti etnis Jawa saja, tetapi seluruh suku yang ada di desa Sumber Sari, seperti etnis Bali, Lombok, dan Banjar.

“Pada intinya, momen ini sekaligus mempuk rasa kekeluargaan, dan kebersamaan warga dalam melestarikan adat dan budaya di Bumi Bersujud ini,” imbuhnya.

Pjs Kepala Desa Sumber Sari, Supriyono, mengatakan, kegiatan yang rutin diadakan masyarakat tersebut merupakan tradisi yang positif untuk melestarikan kebudayaan warga desa.

Sehingga, generasi berikutnya akan mengenal kekayaan budaya nenek moyang. “Oleh karena itu, adat dan tradisi ini harus bisa terus dilestarikan ke depannya,” ujar Supriyono.

Hiburan tradisional juga ditampilkan untuk masyarakat dalam momen acara adat Bersih Desa. (foto : duki/klikkalsel).

Sementara, salah satu anggota DPRD Tanah Bumbu, Nanang Suwignyo, yang berkesempatan hadir mengapresiasi komitmen masyarakat yang telah melestarikan kegiatan adat selama bertahun-tahun itu.

Bagi dia, kegiatan ada ini sebagai sarana untuk mempererat persatuan sesama warga desa Sumber Sari.

“Jadi, saya berharap agar kepala desa bersama dengan pihak terkait dapat membuat Peraturan Desa tentang acara adat ini, sehingga Pemkab dapat memberikan dukungan penuh,” pungkasnya.

Diketahui, dalam acara tersebut panitia memberikan santunan sebesar Rp13,8 juta kepada 18 anak yatim desa Sumbersari, yang merupakan hasil swadaya masyarakat.

Selanjutnya, warga juga dipertontonkan hiburan tradisional seperti Tari Serimpi, Kuda Lumping pada siang hari, serta wayang kulit di malam hari, yang dibawakan oleh Ki Winarso dari Yogyakarta. Wayang kulit tersebut dimeriahkan tujuh pesinden dan seorang pelawak. (duki)

Editor : Farid

Tinggalkan Balasan