Limbah Sisa Pengolahan Air Baku PDAM Cemari Sungai Kuripan

BANJARMASIN, klikkalsel.com – Diduga limbah lumpur sisa pengolahan air baku PDAM Bandarmasih membuat anak sungai Kuripan menjadi tercemar, dan berwarna kuning.

Sungai yang berada di kawasan Jalan Kuripan tersebut tercemar akibat dampak pembuangan liambah dari PDAM Bandarmasih, dan berimbas pada sungai di kawasan RT 9 dan RT 5.

Ketua RT 5 Kebun Bunga, H Majedi menyampaikan bahwa pencemaran ini sudah dirasakan warga selama sebelas tahun lamanya.

Warga disana mengeluh, karena bukan hanya mencemari sungai namun sering muncul bau tak sedap akibat lumpur tersebut.

“Sudah sebelas tahun pak kami disini merasakan seperti ini,” ucapnya. Kamis (22/7/2021).

Kondisi tersebut juga diperparah ketika pada awal tahun lalu, saat Kota Banjarmasin diterpa Banjir. Genangan air banjir tersebut sangat sulit turun lantaran limbah lumpur tersebut sudah sangat tinggi.

Sementara itu, Ketua RT 9 Kelurahan Kebun Bunga, Syarif Jallaludin, menerangkan bahwa sejak lima tahun terakhir, sudah tidak ada lagi pengerukan limbah lumpur tersebut.

“Selama lima tahun ini sudah tidak ada. Cuma baru-baru tadi sekitar sebulan yang lalu ada pengerukan, tetapi di gang 1 dan gang 2 saja, tidak sampai ke depan,” ucapnya.

Bahkan menurutnya apabila hujan deras kawasan disekitar sungai tersebut kerap kali terendam, dan limbah lumpur tersebut bisa sampai masuk kedalam rumah.

Sementara itu, Syarif mengungkapkan bahwa sebenarnya anak sungai Kuripan tersebut sangatlah dalam, namun dalam kurun waktu lima belas tahun terakhir limbah lumpur tersebut sudah mulai tinggi.

“Sebenarnya sungai itu dalam bisa sampai 2 meter lebih, dulu itu bahkan bisa dilalui perahu-perahu. Tapi karena limbah itu juga sudah mulai tinggi jdi tidak bisa dilalui lagi,” terangnya.

Untuk itu ia berharap agar pihak terkait seperti PDAM bisa menanggulangi masalah ini. Terlebih dengan program Walikota Banjarmasin terkait normalisasi sungai ini.

“Kami berharap agar program Walikota bisa benar-benar dijalankan khususnya di kawasan kami ini,” pungkasnya. (fachrul)

Editor: Abadi