Ketua TP PKK Kalsel: Perempuan Adalah Madrasah dan Pendidik Pertama Bagi Anak

BANJARMASIN, klikkalsel.com – Suasana khidmat mengisi Peringatan Isra Mi’raj 1443 H yang digelar TP PKK Kalsel di gedung Mahligai Pancasila Banjarmasin, Jumat (4/2/2022). Mengusung tema “Spirit Isra Mi’raj sebagai Motivasi untuk Bangkit dari Pandemi Covid-19”, Ketua TP PKK Kalsel Raudatul Jannah menekankan bahwa perempuan adalah madrasah pertama bagi pendidikan anak.

Ketua TP PKK Kalsel, Hj Raudatul Jannah menyampaikan, peringatan hari-hari besar Islam merupakan salah satu Program Kegiatan Pokok PKK yg rutin diadakan setiap tahun. Dikatakan Isra Mi’raj adalah sebuah peristiwa yang luar biasa bagi umat Islam dan diturunkannya perintah sholat.

Dalam acara yang dihadiri para pengurus dan pihak terkait, istri Gubernur Kalimantan Selatan ini menyebutkan, melalui perintah sholat ini manusia dapat merasakan transformasi spiritual untuk mencegah kemunkaran di muka bumi.

Raudatul Jannah mengatakan, perempuan sebagai madrasah atau sarana sekolah pertama bagi anak-anak di rumahnya, agar menanamkan tentang pendidikan sholat.

“Selalu ditanamkan dan diingatkan kepada seluruh keluarga, terutama di dalam rumah kita sendiri tentang pendidikan sholat. Agar anak-anak kita dirumah tidak hanya menjalankan, tapi juga memahami makna mendalam dari perintah sholat yang diwajibkan,” ingatnya.

Baca Juga : 12 Pejabat Tinggi Pratama Lingkup Pemko Banjarmasin Resmi Dilantik, SKPD Kosong Segera Dilelang

Baca Juga : Ditinggal Rosehan, Jabatan Ketua FPTI Kalsel Ditentukan Musprovlub

Berhadir sebagai pemberi tausyiah, Ustadz Supian Al-Banjari menceritakan tentang sebab terjadinya peristiwa Isra Mi’raj Nabi Muhammad SAW.

“Langit dan bumi saling membanggakan dirinya, kemudian Nabi Muhammad yang sedang dilanda Amul Huzni atau masa berduka, sehingga Allah SWT Isra dan Mi’raj-kan beliau untuk menerima perintah sholat,” ucapnya.

Dalam peristiwa Isra Mi’raj, Nabi Muhammad dinaikkan ke langit hingga Sidratulmuntaha dan juga dipertemukan dengan Nabi-nabi sebelum beliau.

Ustadz Supian juga menyampaikan, bahwa pada awalnya perintah Ibadah Sholat yang diterima Nabi Muhammad untuk umat beliau adalah 50 waktu sehari.

“Ibadah sholat yang awalnya harus dikerjakan 50 waktu dalam sehari semalam, dengan wasilah Nabi Musa menjadi 5 waktu dalam sehari pada peristiwa Isra Mi’raj,” tuturnya.

Di akhir tausyiah, Ustadz juga mengingatkan keutamaan sholat terutama di masa pandemi Covid-19 saat ini.

“Orang-orang yang melazimkan sholat, akan disejukkan hatinya, dengan disejukkan hatinya maka imunitas naik, dan dengan naiknya imunitas, Insya Allah kita akan keluar dari Covid-19, sesuai dengan tema Peringatan Isra Mi’Raj hari ini,” pungkasnya. (rizqon)

Editor: Abadi