Kenalkan Budaya Balangan dengan Kegiatan Bersepeda

Komunitas sepeda Balangan saat gelar Fun Bike Bakayuh Melihat Budaya. (fitri)
Komunitas sepeda Balangan saat gelar Fun Bike Bakayuh Melihat Budaya. (fitri)
PARINGIN, klikkalsel.com – Memanfaatkan momen ramainya masyarakat bersepeda, salah satu komunitas sepeda di Kabupaten Balangan menggelar event sepeda bertajuk fun bike BMB (Bakayuh Malihat Budaya) Sanggam 2020.
Bersepeda bersama dengan mendatangi tempat-tempat mengandung nilai sejarah dan budaya di Balangan yang digelar komunitas ini pada hari week dengan menerapkan protokol kesehatan.
Ketua Kegiatan BMB Sugianoor mengungkapkan, tujuan kegiatan ini selain olahraga bersepada bersama juga guna mengenalkan tempat-tempat yang memiliki nilai sejarah dan budaya yang ada di Kabupaten Balangan.
Baca juga : Rekor Tercepat, Anak Berusia Empat Tahun di Tabalong Sembuh Covid-19 Hanya Dalam Waktu Tujuh Hari
“Kita sudah menggelar 1 kali kegiatan dengan rute kecamatan lampihong, selanjutnya kita akan ambil rute lain di aemua kecamatan dibalangan dengan destinasi wisata menarik,” jelas Sugi, kepada wartawan, Selasa (7/07/2020)
Ada tiga tempat yang menjadi destinasi acara yang digelar pertama kalinya di Bumi Sanggam ini yakni, Rumah Batu di Desa Ninian, Masjid Jannatul Ma’wa di Desa Buntu Karau dan Wisata Kebun Nanas di Desa Sirap di Kecamatan Juai.
Rumah Batu di Desa Ninian sendiri, kata Sugi, merupakan salah satu bangunan arkeologi yang ada di Balangan, dimana rumah milik Alm. H. N. Iffansjah Hanafie bin Handran tersebut dibangun pada tahun 1926.
Rumah yang lebih dikenal dengan sebutan Rumah Batu atau Rumah Belanda ini mempunyai denah menyerupai hurup U khas rumah Eropa khususnya Belanda.
Bahan bangunan pun mengunakan beton untuk bagian pondasi bawah mulai dari pondasi hingga lantai untuk seluruh bagian rumah, sedangkan bangunannya menggunakan bahan kayu, khusus lantai rumah mengunakan teraso warna gelap (hitam/hijau) untuk ruang tamu.
Rumah dengan persegi empat 20×20 meter dengan tinggi hampir 12 meter serta menggunakan atap sirap itu, hingga kini masih kukuh berdiri menjadi aksi hidup perjalanan Balangan.
Rumah berarsiktektur bergaya Eropa sesuai pada zaman kolonial Belanda menandakan kemapan ekonomi Balangan tempo dulu.
Rumah Batu ini juga sempat digunakan oleh TNI selama empat tahun yakni, mulai tahun 1959 hingga 1963 sebagai Pos penjagaan untuk keamanan dari gangguan gerakan Ibnu Hajar di Wilayah Balangan.
Sedangkan Masjid Jannatul Ma’wa tempat kedua yang disambangi dalam kegiatan tersebut, menurut Sugi adalah merupakan masjid bersejarah karena masjdi satu dari beberapa masjid yang menjadi peninggalan Datu Kandang Haji.
Datu Kandang Haji sendiri semasa hidupnya berdakwah dan mendidikkan ajaran Islam di dataran tinggi Balangan dan sekitarnya serta sempat membangun tiga buah masjid, yakni Masjid Al-Mukarramah di Desa Bangkal, Masjid Jannatul Ma’wa di Desa Buntu Karau dan Masjid Sirajul Huda di Desa Paran.
“Dengan mendatangi kedua tempat inilah, kita berharap nilai-nilai budaya dan sejarah Balangan bisa terus terawat dan menjadi kebanggaan,” harapnya.
Selain kedua tempat bernilai budaya dan sejarah ini, menurut Sugi, dalam acara tersebut juga mendatangi tempat wisata kebun nanas yang ada di Desa Marias.
Wisata alam kebun nanas ini merupakan tempat wisata yang dikelola secara mandiri oleh satu warga setempat, selain bisa kebun nanas ditempat tersebut juga terdapat aneka tanaman buah lainnya serta tempat bersantai dan wisata air berupa danua yang bisa dikelilingi menggunakan sepeda air berbentuk bebek.
Terakhir ia menyampaikan, karena saat ini musim pendemi Covid-19 maka dalam pelaksanaan kegiatan juga diterapkan protokol kesehatan serta pembatasan peserta.
“Kita tetap mengutamakan protokol kesehatan dan berharap budaya, sejarah dan wisata Balangan terus lestari dan maju,” pungkasnya. (fitri)
Editor : Akhmad

Tinggalkan Balasan