Kalsel Masuk 10 Daerah yang Berhasil Tekan Angka Inflasi, Harga Tiga Komoditi Jadi Atensi

Gubernur Kalsel Sahbirin Noor meminta TPID Kalsel terus menekan inflasi guna pertumbuhan ekonomi daerah.

BANJARBARU, klikkalsel.com – Kalimantan Selatan (Kalsel) masuk 10 daerah dengan angka inflasi di bawah angka inflasi nasional. Saat ini angka inflasi Kalsel di bawah 2,43 persen. Meski demikian, harga sejumlah komoditi masih terbilang tinggi, yang mana menjadi atensi nasional.

10 daerah tersebut adalah Kaltara, Kalsel, NTT, Sulteng, DKI Jakarta, Sumut, Kalbar, Sulbar, Papua, dan Aceh. Dalam Rapat Koordinasi Pengendalian Inflasi Daerah Tahun 2024, Menteri Dalam Negeri (Mendagri), Tito Karnavian mengapresiasi kepala daerah daerah yang berhasil menekan inflasi, Senin (9/1/2024)

“Seperti apa yang disampaikan rakor, Alhamdulillah Kalsel mendapat apresiasi dari Kementerian Dalam Negeri atas capaian dalam mengendalikan inflasi daerah. Berkat arahan dan motivasi pak Gubernur Paman Birin, inflasi Kalsel angkanya ada di bawah nasional yakni 2,43 persen,” Staf Ahli Bidang Pemerintahan Hukum dan Politik Setdaprov Kalsel, Sulkan.

Menurut Sulkan, kondisi ekonomi nasional dengan pertumbuhan 4,94 tergolong baik, peringkat 49 dari 185 negara dunia. Sementara, pertumbuhan ekonomi Kalsel 4,57 sedikit di bawah nasional termasuk sedang artinya tidak pada 10 provinsi yang rendah meskipun belum termasuk yang tinggi.

“Untuk Indeks Perkembangan Harga (IPH) Kalsel naik 1,45 persen dipengaruhi peningkatan harga daging ayam ras dan bawang merah, dan Peningkatan IPH yang tinggi ada di Kabupaten HSU 3,67 persen dan Tanah Laut 2,84 persen” paparnya.

Baca Juga : Kapolda Kalsel Gandeng KPU dan Bawaslu Antisipasi Muatan Politik di Haul Abah Guru Sekumpul ke-19

Baca Juga : Dalam Sepekan 4 Orang Warga Banjarbaru Diserang Monyet Liar

Keberhasilan ini, menurut Sulkan merupakan buah dari komitmen Paman Birin, sapaan akrab gubernur, yang sangat tinggi dalam memotivasi kinerja Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) Kalsel sehingga berhasil mengendalikan inflasi dan stabilitas harga pangan strategis.

“Kita berharap kinerja kolaborasi TPID Kalsel agar ditingkatkan lagi sehingga mampu menekan inflasi sekecil mungkin sekaligus mampu mendorong perekonomian Kalsel bertumbuh signifikan, bahkan diharapkan mampu melampaui nasional,” ucapnya.

Meski pun begitu, ada catatan dari Badan Pangan Nasional bahwa realisasi Dana Dekon ketahanan pangan Kalsel relatif masih rendah 77,56 persen dari nasional 92,79 persen.

Dalam arahannya, Mendagri mengatakan inflasi di bulan Desember sebesar 2,61 persen turun dibandingkan dengan bulan November 2023, yakni 2,86 persen.

“Harapannya kita tidak ada kegiatan besar di bulan Januari, sehingga sektor transportasi dan rekreasi akan menurun, dan kita kembali fokus ke makanan, minuman, dan tembakau,” jelasnya.

Tito pun mengingatkan agar semua daerah jangan terlena dengan inflasi yang relatif terkendali.

Plt Kepala BPS Amalia Adininggar Widyasanti menyampaikan dalam paparannya, secara kumulatif pada tahun 2023, 50 kota mengalami inflasi di atas inflasi nasional.

“Sedangkan 40 kota lainnya mengalami inflasi di bawah/sama dengan inflasi nasional,” katanya.

Sementara cabai merah, masih menurut Amalia, adalah komoditas yang fluktuasi harganya cukup siginifikan selama Januari 2024 sampai minggu pertama.

“Sedangkan bawang merah, bawang putih, dan daging ayam ras adalah tiga komoditas yang mengalami kenaikan harga paling banyak di kabupaten/kota dan mempengaruhi perubahan Indeks Perkembangan Harga (IPH) pada minggu ke-1 Januari 2024,” pungkasnya. (rizqon)

Editor: Abadi