Jika PTM kembali Ditunda, Ini Tahun Uji Kesabaran Bagi Pedagang Grosir

BANJARMASIN, klikkalsel.com – Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Nediem Anwar Makarim, menargetkan semua sekolah akan melakukan kegiatan pembelajaran tatap muka (PTM) Juli 2021 mendatang.

Dinas Pendidikan Kota Bajarmasin mengaminkan rencana tersebut. Kabar ini pun menjadi angin segar bagi sejumlah pedagang seragam sekolah, karena Pasa akan banyak konsumen memerlukan seragam baru lagi, sebab sudah setahun lebih anak-anak sekolah tak mengenakan pakian milik mereka.

Seperti yang diungkapkan Zaini, salah seorang pedagang grosir Toko Putera Karmila yang menjual baju seragam sekolah di kawasan Pasar Baru Permai.

Jika itu benar terlaksana, ia tentunnya bisa memastikan usaha yang digelutinya bisa berjalan normal kembali. Namun jika ditunda lagi, maka keuntungan dari pedagang jua haris tertunda.

“Saat ini hampir seluruh pedagang baju khususnya seragam sekolah ikut terdampak pandemi, bahkan tak tangung – tanggung hampir 90 persen tak jalan,” katannya Senin (15/3/2021).

Banyak diantara pedagang baju sekolah tersebut yang berpindah mencari peruntungan lain seperti menjual baju olah raga, elektronik, jam tangan hingga pedagang lainnya. Namun hasilnnya tetap sulit dan tak jarang dari mereka harus istirahat dalam berdagang

“Masa pandemi ini memang harus ekstra sabar semua usaha sulit dikelola termasuk usaha seragam sekolah ,” ucap Zaini yang telah mengelola usaha tersebut sejak 35 tahun silam melanjutkan usaha bapaknya.

Kawasan Banua Anam, Anjir di daerah Barito Kuala (Batola), Pulau Sembilan di Kotabaru hingga Kalteng merupakan pelanggan tetap toko miliknnya. Tapi saat pandemi melanda pelanggan-pelanggan tersebut bak hilang ditelan bumi.

Baca Juga Kepala Daerah Tidak Lagi Mempunyai Kewenangan, PTM Ditunda

“Dulu awal Januari 2021 sempat bakal dilakukan PTM, penjualan mulai merangkak naik namun hanya beberapa hari kembali lagi sepi, sebab dibatalkan,” lanjutnnya.

Sementara, harga beragam 1 stel baju dan celana SD berpariasi hargannya dari Rp 75 ribu hingga Rp95 ribu tergantung merk dan jenis bahan. Begitu pula baju SMP, baju SMA hingga baju seragam sasirangan yang dikenakan para guru dan murid.

Ia juga mengungkapkan usaha yang digelutinnya masih bisa dipertahankan sebab dalam satu bulan ada saja pembeli satu atau dua orang, tapi berbeda dengan nasib penjahit kodean untuk seragam sekolah yang berada dikawasan belakang tokonya banyak yang tutup.

“Mereka tak ada lagi job membuat seragam sekolah dan terpaksa tutup hingga waktu yang tak bisa ditentukan, ini tahun kesabaran, sabar…sabar,” pungkasnnya.(azka)

Editor : Amran

Tinggalkan Balasan