Inflasi Kalsel Lampaui Batas Normal Akibat Harga Beras Lokal Terus Meroket

Wali Kota Banjarmasin, Ibnu Sina bersama unsur Forkompinda meninjau kenaikan harga beras di eceran.

BANJARMASIN, klikkalsel.com – Inflasi di Kalsel di angka 5,56 persen. Tingkat inflasi ini telah melewati batas toleransi inflasi 4 persen. Melambungnya harga beras lokal menjadi pendorong kenaikan inflasi.

Kondisi itu sekarang menjadi sorotan pemangku kebijakan. Kepala Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP) Kalsel, Rudy M Harahap menegaskan penyebab kenaikan harga beras lokal patut diantisipasi guna pengendalian inflasi.

Dia mengungkapkan, berdasarkan temuan BPKP, salah satu penyebab tingginya harga beras lokal tersebut adalah menurunnya produksi padi akibat luas tambah tanam (LTT) Padi di Kalimantan Selatan tahun 2022. Penurunan seluas 90.107 hektar atau 16,83 persen bila dibandingkan dengan LTT Padi tahun 2021.

“Penyebab utamanya adalah, saluran air yang tidak dibersihkan oleh instansi yang bertanggung jawab dan lahan pertanian tergenang terus,” tegasnya Selasa (20/12/2022).

Baca Juga : Harga Beras Lokal di Banjarmasin Terus Naik

Baca Juga : Paman Birin Apresiasi Petani Atas Pencapaian Kalsel Surplus Beras

Rudy juga mengungkapkan, produksi padi di Kalimantan Selatan tahun 2022 mengalami penurunan. Penurunan tahun ini sebanyak 159.985 ton gabah kering giling atau 15,74 persen bila dibandingkan dengan produksi padi tahun 2021.

“Dari sisi harga, komoditas beras lokal pada bulan Juni sampai dengan September tahun 2022 di tingkat produsen dan pengecer memiliki tren menaik, tetapi terbalik dengan kondisi tahun 2021 yang mengalami tren penurunan harga,” pungkasnya.

Sementara itu, Adiansyah, petani juga pengusaha beras di Manarap, Kabupaten Banjar, mengatakan kenaikan harga beras sepanjang tahun ini sudah terjadi tiga kali . Harga beras mulai melambung sejak Mei lalu, dari Rp 10.000 hingga Rp 20.000 per liter khusus beras lokal mayang.

“Dari Mei harga beras lokal 10.000 per liter, kemudian berangsur naik hingga sekarang,” ucap.

Dikatakannya produksi padi tahun ini sangat menurun. Begitu juga dengan stok beras lokal yang terus menipis. Dia mengatakan, wajar kondisi tersebut berdampak pada harga.

“Tahun ini kita gagal panen karena serangan hama tungro. Belum lagi penyebab lainnya seperti saluran air yang kurang baik,” tandasnya. (rizqon)

Editor: Abadi