Religi  

Haul KH Sulaiman Nain 10 Februari

Makam/kubah KH Sulaiman Naim, di Jalan Veteran, Mega Indah Kecamatan Pulau Laut Utara dan letaknya tidak jau dari pusat kota, Kotabaru.(foto : duki/klikkalsel)

KOTABARU, klikkalsel– Masyarakat Kotabaru tengah mempersiapkan haul ulama terkemuka, KH Sulaiman Nain, bin Nain. Pelaksanaan haul dijadwalkan pada 10 Februari 2018.

Makam/kubah KH Sulaiman Naim, di Jalan Veteran, Mega Indah Kecamatan Pulau Laut Utara dan letaknya tidak jau dari pusat kota, Kotabaru.(foto : duki/klikkalsel)

Jamaah pecinta KH Sulaiman Nain sudah mempersiapkan acara haul tersebit. Dari pantauan klikkalsel, terlihat sejumlah jamaah sudah mempersiapkan terkait pelaksanaan haul yang akan diikuti oleh ribuan masyarakat.

Putera almarhum KH Sulaiman Nain, yakni H Syarwani menyampaikan, haul ke-12 akan digelar hari Sabtu. Menurutnya, undangan juga disebarkan seperti pada peringatan haul sebelumnya. Sementara, haul tersebut juga akan mendatangkan pengisi tausyiah seorang ulama asal Banjarmasin.

“Seperti biasa kita juga bagikan undangan, untuk warga Kotabaru untuk mengingatkan akan pelaksanaan haul, dan KH Mubarak akan hadir mengisi tausyiah pada haul nanti,” terangnya, Rabu, (8/2/2018).

Sekadar diketahui, sejarah singkat yang dikutip oleh H Salman Basri, selaku menantu, KH Sulaiman Nain. Beliau lahir pada 15 Agustus 1939 di pedalaman Kotabaru. Tepatnya di Desa Sembilang, Kecamatan Kelumpang Tengah.

Pada tahun 1957, Sulaiman direstui orang tuanya untuk mondok di Pesantren Darussalam, Martapura. Ditemani tiga sahabatnya, yaitu H Syakrani HN, HM Nawawi B dan HM Aini Hasan. Gurunya banyak, seperti KH Abdul Kadir Hasan, KH Salim Maruf, Syekh Seman Mulia, dan lainnya. Secara khusus ia berguru pada KH Nazron Thahir untuk belajar Qiraah Sab’ah, atau tujuh cara membaca Alquran.

Guru yang menjadi panutan warga Kotabaru tersebut, dimasa mudanya tidak hanya mengaji di pesantren, tapi juga berkeliling mengikuti pengajian di kampung-kampung. Seperti Guru H Kacil, Guru H Syirajuddin dan KH Hasyim. Ia juga sempat berguru pada KH Zaini Abdul Ghani atau yang lebih dikenal dengan sapaan Guru Sekumpul.

Sekembalinya ke Kotabaru, Sulaiman sudah mengukuhkan reputasi sebagai juru dakwah. Guru juga lah yang membawa dan meramaikan pembacaan Salawat Maulid Al habsyi di Kotabaru.

Sementara itu, warisan terbesarnya adalah pendirian Yayasan Pendidikan Islam Al Muawwanah. Berdiri pada Oktober 1976, Al Muawwanah giat membangun pendidikan Islam dari jenjang taman kanak-kanak sampai perguruan tinggi.

Setelah mencurahkan segala waktu dan tenaganya untuk umat, KH Sulaiman Nain kelelahan dan jatuh sakit pada 31 Mei 2006 silam. Ulama Kharismatik ini wafat pada hari Rabu, 21 Juni 2006 dalam usia 67 tahun. (duki).

Editor : Amran

Tinggalkan Balasan