Hasil Penelitian, Kondisi Sungai Peninggalan Syekh Arsyad Al Banjary Kritis

Lahan Pertanian Astambul, bergantung dengan Sungai Tuan yang kini mulai kritis. (net)
Lahan Pertanian Astambul, bergantung dengan Sungai Tuan yang kini mulai kritis. (net)

BANJARMASIN, klikkalsel – Sungai Tuan membentang sepanjang 8 km dari Sungai Martapura Ulu ke Martapura Hilir yang berada di Kabupaten Banjar. Ternyata sungai buatan, yang dibuat Ulama Besar Syekh Muhammad Arsyad Al-Banjary.


Awalnya, sungai itu berfungsi mengatasi genangan air dan banjir di pemukiman warga. Sekaligus irigasi dan pengairan pertanian.
Tapi, seiring berjalannya waktu kondisi jalur sungai tersebut tak lagi berfungsi dengan layak. Akibat pendangkalan dan perkembangan perumahan penduduk yang semakin meningkat di kawasan tersebut.

Mencari solusi mengembalikan fungsi dari karya ulama besar itu, Uniska Banjarmasin menggelar Diskusi Kelompok Terpumpun tentang Sungai Tuan , bersama dengan sejumlah tokoh, akademisi dan instansi terkait, di Uniska Banjarmasin, Kamis (8/3/2018)

Adhi Surya Said, salah satu peneliti sungai Tuan asal Uniska mengatakan, kondisi Sungai Tuan kini sangat kritis dan mengalami penyempitan 3 – 6 meter, akibat banyaknya bangunan rumah yang nangkring di bibir subgai itu.

Padahal, katanya, sungai itu berfungsi sebagai irigasi pertanian, persawahan, perkebunan dan juga sebagai transportasi air masyarakat sekitar atau kawasan Astambul, Kabupaten Banjar, Kalsel.

Sedikitnya, lebih 200 hektar lahan pertanian dan perkebunan yang bergantung dari aliran sungai tersebut. Sayangnya, saka-saka jalan masuk air sungai itu juga sudah banyak yang tidak aktif. “Kalau mengaktifkan saka-saka tentunya akan lebih bermamfaat,” sebut Magister Teknik jebolan Insitut Teknologi Bandung (ITB) ini.

Ia berharap, instansi terkait seperti Dinas Pekerjaan Umum dan Balai Wilayah Sungai Kalimantan II. Bahkan, Bupati Banjar bisa mengusulkan kembali normalisasi Sungai Tuan.
Wakil Rektor I Dr H Jarkawi mengatakan, pemikiran seorang Ulama besar Syekh Muhammad Arsyad Al-Banjary dilihat disiplin ilmu teknik sipil sangat menarik dan perlu ditindaklanjuti kembali.

“Uniska akan bekerjasama tentunya dengan para arkeolog, pengelola museum dan pemerintah daerah untuk melakukan penelitian mendalam bagi kemashlatan masyarakat,” tutur Jarkawi.

Dia mengungkapkan jika Sungai Tuan kembali dihidupkan, tentu akan mengurangi debit air dan arus banjir karena posisinya yang strategis. “Sungai Tuan itu merupakan pertemuan dua sungai. Jadi, dari segi lingkungan, pertanian, perkebunan tentu sangat penting. Jika air lancar mengalir, tentu tanah akan subur dan bisa meningkatkan ekonomi masyarakat,” ucap Jarkawi.

Sementara Arkeologi Kalsel Nugroho NS menyambut baik kajian yang dilakukan Uniska terutama Sungai Tuan. Mengingat fungsinya sangat membantu masyarakat di bidang pertanian dan perkebunan. “Iitu merupakan bukti pesan sejarah dimana prosesnya perlu pengkajian dan penelitian guna kepentingan masyarakat,” katanya. (azka)

Editor : Farid

Tinggalkan Balasan