Harga Ayam Potong di Pasar Tradisional Melonjak

Harga Ayam Potong di Pasar Tradisional Melonjak
Harga Ayam Potong di Pasar Tradisional Melonjak

BANJARMASIN, Klikkalsel.com – Tak mau kalah dengan gas elpji yang sulit dicari dan harga yang meroket, saat ini harga ayam potong disejumlah pasar tradisional dalam sepekan ini juga ikut melonjak.

Hj Suriah (48), pedagang ayam di Pasar Sentra Antasari, Jalan Pangetan Antasari, Banjarmasin Tengah, mengeluhkan harga jual ayam potong yang cukup tinggi.

“Jualan sunyi, harga ayam naik terus. Ukuran seperti ini, sebulan yang lalu paling seharga Rp20 ribu sampai 22 ribu. Sekarang harganya Rp 43 ribu” ujar Hj Suriah, sambil menunjukkan ayam potong berukuran tak terlalu besar.

Naiknnya harga ayam potong membuat pembelinya menurun dibanding beberapa bulan sebelumnya. Agar tak ditinggal pelanggan, Hj Suriah pun terpaksa mengambil untung sedikit saja.

“Pelanggan biasanya beli 1 ekor, karena mahal, belinya hanya 1/2 ekor saja. Bahkan, ada yang tak jadi membeli setelah tahu harganya cukup tinggi,”ucapnnya, Senin (22/2/2021).

Untungnya, Hj Suriah memiliki pelanggan yang tetap membeli meskipun harga ayam potong mengalami kenaikan. Sementara Hj Fatimah, seorang penjual nasi yang tengah berbelanja di Pasar Hanyar mengatakan tingginya harga ayam potong membuatnya harus pandai mengatur pengeluaran.

“Biasanya saya membeli ayam dikisaran harga Rp40 ribu ukurannya cukup besar. Kini, dengan harga yang sama, ukuran ayamnya malah lebih kecil,”keluhnnya.Ia enggan menaikkan harga lauk ayam yang dijualnya, lantaran takut pelanggan akan lari. “Saya jual harganya tetap saja, cuma ukurannya saja yang lebih kecil sedikit, yah menyesuaikan lah,” imbuhnya.

Sementara itu, Kepala Dinas Perdagangan Provinsi Kalimantan Selatan, H Birhasani mengakui, memang harga ayam saat ini sedang mengalami kenaikan di sejumlah pasar disebabkan oleh stok yang menipis dipertenakan serta keterlambatan pengiriman pasok bibit ayam dari sentralnya yakni Lianganggang ke peternak dikawasan Bati-Bati dan Pelaihari akibat banjir dan terkendala transfortasi.

”Rata-rata usia ayam potong untuk bisa dijual berusia 40 hari namun saat ini masih berumur 15 hingga 20 hari (masih kecil) hingga tak bisa dipanen,”katannya.

Ditambahkannya, akses jalan pasca bajir merupakan dampak terjadinnya kenaikan harga ayam tersebut. Dimana keterlambatan transfortasi akibat jalan yang terputus akibat banjir.

“Dan saat ini pula banyak yang meksanakan kegiatan keagaamaan sehingga permintaan dipasar mengalami peningkatan,”ucapnnya.

Ditambahkannya pula berdasarkan Permendag Nomor 7 Tahun 2020, harga acuan ayam potong di tingkat konsumen adalah Rp35 ribu per kilogram.

“Jadi, penjualan itu patokannya adalah kilogram, bukan perekor. Jika satu ekornya lebih dari satu kilo, maka harganya disesuaikan dengan berat timbangannya, diperkirakan 1 bulan kedepan akan normal kembali,” pungkasnnya.(azka)

Editor : Amran

Tinggalkan Balasan