Geluti Jasa Pengantar Wisata dengan Perahu Layar, Nadin Sukses Kuliahkan Tiga Anaknya

Nadin Pelaku Jasa Pengantar wisata mengunakan perahu layar kecil di pantai Pasir Putih Situbondo

SITUBONDO, klikkalsel.com – Perjuangan seorang ayah kepada anak memang tak bisa diukur dengan apapun. Segala jerih upaya dilakukan demi masa depan keluarganya.

Motto itu diungkapkan Nadin seorang lansia berusia 64 tahun yang sehari-hari bekerja dan mencari rezeki dengan cara menawarkan jasa wisata menggunakan perahu layar ke para wisatawan di pantai Pasir Putih Situbondo.

Sedari matahari terbit, tampak Nadin sudah berada di pesisir pantai dan menyiapkan perahu layar untuk wisatawan yang ingin menggunakan jasanya. Baik sekadar melihat terumbu karang ataupun hanya bermain perahu layar.

Meski tidak memiliki penghasilan tetap, aktivitas ini dilakukannya setiap hari oleh Nadin yang lahir tahun 1958 di Situbondo Kecamatan Bungatan Desa Pasir Putih. Ternyata dari jasa itu ia mampu membuat tiga putranya sekolah tinggi hingga menjadi seorang sarjana.

“Saya membeli perahu layar ini tahun 1984 dulu harganya masih Rp 160 ribu,” ujarnya kepada wartawan klikkalsel.com, Senin (5/12/2022).

Nadin sendiri mengaku belajar berlayar menggunakan perahu layar kecil itu dari kakek tetangganya pada tahun 1978 sebelum memiliki perahu sendiri.

Kala itu, Nadin menggunakan perahu layar kecil tersebut digunakan untuk mencari kerang di laut yang kemudian dibuat aksesoris guna dijualnya kembali. Dari hasil itulah, digunakan untuk memenuhi kebutuhannya sehari hari.

Baca Juga : Tingkatkan Pariwisata, Pemko Gelar Lomba Perahu Naga

Baca Juga : Perahu Bocor, Seorang Pria Diduga Tenggelam di Sungai Martapura 

“Saya hanya lulusan kelas 5 Sekolah Dasar (SD), waktu itu sulit mencari kerja,” imbuhnya.

“Namun, saya sempat cari pengalaman kerja ke Surabaya selama tiga tahun, waktu itu gajinya masih Rp 360 ribu. Saya lupa tahunya,” sambungnya.

Setelah balik dari perantauannya, Nadin kembali melakukan aktivitasnya sehari – hari dengan mencari kerang di laut dan membawa wisatawan untuk melihat terumbu karang.

Nadin saat membawa penumpang untuk melihat trumbukarang menggunakan perahu kayar kecil dari pantai pasir putih situbondo

Hingga, menikah dan memiliki tiga orang putra yang sekarang ini sudah memiliki keluarga masing-masing.

“Ketiganya Alhamdulilah sekolah sampai Sarjana, yang paling bungsu lulusan UGM,” tuturnya.

Nadin merasa senang anaknya bisa sukses dari pekerjaanya selama ini. Bahkan sekarang ia sudah memiliki tujuh orang cucu dari anak-anaknya.

“Anak saya ada yang kerja proyekan sama guru honorer,” tuturnya.

Mengingat perjuangan Nadin, perahu pertama yang dimilikinya kini terparkir didepan rumah dan dilarang sang anak untuk dijual sebagai bukti perjuangan si Ayah hingga saat ini.

“Perahu bekas di rumah ga dibolehin anak dijual. Ditaruh depan rumah agar ingat kalau dulu bapak ini melarat. Itu untuk motivasi katanya,” ungkap Nadin.

Sementara ini, Nadin tinggal bersama menantu, cucu dan istrinya yang tengah lumpuh selama 15 atau menderita pengapuran tulang (keropos) di bagian kaki.

“Saya merawat istri juga dari jasa ini,” ujarnya.

Diungkapkan Nadin, dari jasa yang ditawarkannya ini dibilang lumayan cukup untuk keperluan sehari-hari. Untuk satu kali membawa wisatawan ia mematok Rp 20 ribu dengan durasi 15-20 perjalanan.

“Tapi saya kalau ada yang nawar misalkan Rp 5 ribu tetap saya tarik,” akunya.

Namun penghasil itu didapatkan pada Sabtu dan Minggu, untuk hari-hari bisa sangat jarang Apa saat Pendemo Covid 19 . Meskipun begitu, Ia bersyukur masih diberikan kesehatan untuk bekerja.

“Tiga tahun pandemi disini seperti kota mati, ga ada penghasilan, pemberian bantuan juga tidak merata,” pungkasnya.(airlangga)

Editor : Amran