Film Jendela Seribu Sungai Gunakan APBD Rp6 Miliar, Begini Tanggapan Akademisi ULM

Dr. Nasrudin Wakil Dekan III Fisip ULM yang juga dosen Geografi

BANJARMASIN, klikkalsel.com – Belum lama ini pemerintahan Kota Banjarmasin menggarap sebuah film tentang budaya Banjar yang bertajuk Jendela Seribu Sungai (JSS). Anggaran pembuatan film ini cukup mencengangkan dan dikritik karena menggunakan anggaran pendapatan belanja daerah (APBD) Banjarmasin sebesar Rp6 miliar.

Film yang disutradarai oleh Jay Sukmo dan diproduseri Avesina Soebli bersama Aris Muda ini menuai berbagai pendapat, termasuk dari akademisi Universitas Lambung Mangkurat (ULM), Dr. Nasrudin, Wakil Dekan III Fisip ULM.

“Paling tidak dengan adanya film itu bisa mengangkat citra Kalimantan Selatan (Kalsel) tepatnya Kota Banjarmasin yang terkenal dengan Kota Seribu Sungai,” ujarnya kepada klikkalsel.com Selasa (15/11/2022).

Menurutnya, film garapan Radepa Studio ini berkemungkinan bertujuan menghidupkan kembali kecintaan terhadap ekologi masyarakat tentang lingkungan Banjarmasin yang memiliki peradaban sungai.

“Jika tujuannya seperti itu, saya sebagai masyarakat Kota Banjarmasin tentu setuju saja dengan adanya film yang memiliki pesan moral seperti itu,” kata pria yang juga Dosen Geografi di ULM.

Dari film itu, diharapkan masyarakat bisa cinta dan peduli dengan sungai serta dapat melestarikannya. Terlebih nantinya dapat menghidupkan lagi kebudayaan-kebudayaan serta kearifan lokal sungai di Kota Banjarmasin.

“Jangan lagi lah sungai itu jadi tempat tumpukan sampah,” imbuhnya.

Baca Juga : Raker KPTN-KTI Digelar di Unlam, Bahasa Soal Akreditasi Wilayah Timur

Baca Juga : Temu Alumni FEB ULM Berlangsung Meriah, dari Hadiah Umroh hingga Bupati Tabalong Menjadi Ketua IKA

Lebih lanjut, terkait anggaran pembuatan film yang menggunakan dana APBD Kota Banjarmasin hingga miliaran rupiah. Nasrudin enggan berkomentar banyak, pasalnya kalau anggaran itu sudah direncanakan maka hal tersebut sudah sah-sah saja.

“Bukankah anggaran itu diketok oleh anggota dewan,” tuturnya.

“Jika melihat dari urgensi film tersebut dan menilai untuk proses edukasi masyarakat saya rasa sangat baik itu dan perlu nantinya diputarkan di tempat-tempat umum,” tambahnya.

Karena itu, pihaknya beranggapan juga perlu rasanya untuk mensuport penuh pembuatan film tersebut. Namun terkait masalah anggaran, pihaknya mengaku tidak memiliki kepentingan sehingga enggan untuk mengomentari anggaran.

Bahkan, kata Nasrudin pemerintah Kota Banjarmasin juga pasti sudah mempertimbangkannya dan semua anggaran pasti berbasis perencanaan.

“Saya kira perencanaan itu setelah diketok palu sudah disetujui atas nama DPRD, tidak mungkin Pemko bergerak sendiri,” ujarnya.

Sementara itu, pendapat lain juga diutarakan pengamat pemerintahan, Arif Rahman Hakim yang menilai inovasi Pemerintahan Kota Banjarmasin melalui produksi film Jendela Seribu Sungai memang patut diberi apresiasi.

Namun, upaya pemerintah dengan dalih untuk edukasi dan promosi daerah juga patut menjadi catatan. Sebab, anggaran yang digelontorkan tidaklah sedikit.

Sehingga dirasa kurang tepat oleh sebagian orang mengingat masih banyak persoalan seperti infrastruktur yang belum terselesaikan.

“Kita masih melihat berapa banyak orang dewasa dan bahkan anak-anak mencari nafkah di perempatan lampu merah. Itu setiap hari di depan mata kita, kenapa mereka tak perhatikan,” ujarnya.

Karena itu, menurut pria yang akrab disapa Arif, sebaiknya anggaran untuk produksi film yang sangat besar dialihkan dalam rangka pemberdayaan masyarakat yang saat ini masih banyak belum sejahtera lantaran belum berdaya karya dan belum berdaya saing.

“Jadi pemerintah harus fokus ke situ dulu,” paparnya.

Lebih lanjut, kata Arif anggaran besar itu juga bisa digunakan untuk membangun fasilitas yang hebat bagi teman-teman budayawan dan seniman di Banjarmasin.

“Kalau anggaran tersebut untuk memfasilitasi budayawan dan seniman di Banjarmasin, saya rasa mereka akan mampu memberikan karya-karya lebih hebat untuk kota Seribu Sungai,” jelasnya.

Diketahui, sejumlah nama artis ibukota juga ikut membintangi film garapan Radepa Studio ini, seperti Mathias Mucus, Bimasena, Agla Arta Lidia, Ajil Ditto, Olla Ramlan hingga Bopak Costello.

Tidak hanya itu, Walikota Banjarmasin H Ibnu Sina juga berperan dalam film tersebut sebagai Walikota Banjarmasin.

Diberitakan sebelumnya, Kepala Dinas Kebudayaan Pemuda Olahraga dan Pariwisata (Disbudporapar) Banjarmasin Iwan Fitriadi mengatakan, pembuatan film ini sudah diwacanakan 2016 lalu dan baru bisa terealisasi pada tahun ini melalui lelang pengecualian di Layanan Pengadaan Secara Elektronik (LPSE).

Saat klikkalsel.com melalukan penelusuran LPSE Banjarmasin dengan alamat https://lpse.banjarmasinkota.go.id/eproc4/amel/dashboard/paket/tracking?id=36745825, pagu pembuatan film seribu sungai Rp 6.686.250.000.(airlangga)

Editor : Amran