Kalsel  

Cegah Paham Radikal, FKPT Kalsel Ajak Guru Lintas Agama “Camping Keberagaman”

Ketua FKPT Kalsel Drs Aliansyah Mahadi saat menyampaikan pemaparannya dalam pembukaan kegiatan Camping Keberagaman bersama para guru lintas agama sekolah se Kota Banjarmasin

BANJARMASIN, klikkalsel.com – Forum Koordinasi Penanggulangan Terorisme Kalimantan Selatan (FKPT Kalsel) sebagai perpanjangan tangan dari Badan Nasional Penanggulangan Terorisme Republik Indonesia (BNPT RI) terus berupaya melakukan berbagai kegiatan untuk mencegah adanya tindakan radikal terorisme di lingkungan masyarakat.

Diantaranya upaya itu dengan menggelar kegiatan, “Camping Keberagaman, Berkolaborasi untuk Damai Beragama di Sekolah” melibatkan para guru lintas agama se-Kota Banjarmasin, di Kantor Balai Teknologi Informasi Komunikasi Pendidikan (BTIKP) Dinas Pendidikan Provinsi Kalsel, Rabu (2/8/2023).

Adapun kegiatan tersebut dihadiri, perwakilan BNPT RI Kasubdit Pemberdayaan Manusia, Kolonel (CZ) Rahmad Suhendro, perwakilan Kemenag Kalsel serta dari Kesbangpol Kalsel yang di wakili Agus Prabowo selaku Kabid Wasnas dan penanganan Konflik.

Kegiatan dikemas dengan berbagai materi tentang strategi dan upaya pencegahan radikal terorisme, serta pembuatan video sebagai bahan ajar dan kampanye damai. Kemudian ditutup dengan adanya deklarasi damai dari para guru Lintas Agama.

BNPT RI Kasubdit Pemberdayaan Manusia, Kolonel (CZ) Rahmad Suhendro menyampaikan, kegiatan dalam mencegah radikal terorisme yang dilakukan BNPT bersama FKPT Kalsel dan berkolaborasi dengan pemerintah melalui Kesbangpol ini, bertujuan untuk mengajak generasi muda agar tidak radikal dan bisa saling bertoleransi antar umat beragama dalam keseharian.

Baca Juga : Usung Kearifan Lokal Dalam Cegah Faham Radikal, BNPT RI dan FKPT Kalsel Gelar Kenduri Desa Damai

Baca Juga : Cegah Radikalisme dan Terorisme, BNPT Gelar Kenduri Desa Damai dan Camping Keberagaman

“Karena itu dibuatlah kegiatan agar tercipta toleransi beragama yang bagus dan tidak ada kekerasan sehingga diharapkan bisa terciptanya kerukunan damai antar umat beragama,” tuturnya.

Di Kalsel sendiri, kata Kolonel (CZ) Rahmad Suhendro potensi kerawanan radikal terorisme terbilang rendah. Namun pemahamannya mengalami sedikit peningkatan yang kebanyakan terpapar melalui media sosial.

FKPT Kalsel bersama perwakilan Kebangpol Kalsel, BNPT RI dan para Guru agama se Kota Banjarmasin berfoto bersama dalam kegiatan Camping Keberagamaan

“Bahwasanya, kita harus memberikan pemahaman kalau di media sosial bisa memicu atau mendorong orang dapat memberikan pemahaman berbeda tentang radikal terorisme,” jelasnya.

Karena itu, kegiatan ini juga bertujuan untuk menjaga para generasi muda agar tidak mudah terpapar paham radikal yang dilakukan oleh jaringan teroris secara online di sosial media.

Ketua FKPT Kalsel, Drs Aliansyah Mahadi menjelaskan kegiatan ini diikuti sejumlah guru agama baik Islam, katolik, kristen, budha dan hindu dari jenjang pendidikan Paud sampai Sekolah Menengah Atas (SMA) sederajat yang di dirasa mempunyai peran penting dalam memberikan pemahaman di sekolah.

“Kenapa guru agama, karena berhadapan langsung dengan murid atau garda terdepan sebagai pendidik,” ujarnya.

Adapun dari hasil penelitian, mengenai indek potensi radikal di Kalsel yang dilakukan FKPT bekerjasama dengan BNPT pada tahun 2019 terhitung 10,4 persen mengalami penurunan menjadi 10,2 persen.

Dengan melihat hasil indek tersebut, artinya masyarakat yang terpaparnya radikal terorisme di Kalsel sudah ada penurunan.

Karena itu, pihaknya akan terus melakukan upaya pencegahan paham radikal terorisme dengan berbagai kegiatan. Salah satunya kegiatan Camping Keberagaman.

“Juga berkat kerjasama kita bersama pemerintah daerah dan BNPT RI yang sudah luar biasa mendukung setiap kegiatan,” imbuhnya.

Ditambahkan, Agus Prabowo Kabid Wasnas dan Penanganan Konflik Kesbangpol Kalsel, kegiatan yang pihaknya lakukan bersama BNPT dan FKPT Kalsel ini diharapkan agar para generasi muda tidak mudah terpapar radikal terorisme.

Karena itu pihaknya berharap dari kegiatan ini, nantinya bisa muncul sinergitas antar umat beragama tanpa saling menyalahkan satu sama yang lain.

“Tidak merasa dirinya paling baik dan lain sebagainya,” pungkasnya. (airlangga)

Editor: Abadi