BWS Kalimantan II Ajak Masyarakat Memelihara Sungai

Potret kehidupan masyarakat masih membutuhkan sungai di tengah pusat kota, tampak anak sejumlah anak-anak malancau (kegiatan mencari ikan) di Sungai Veteran. (foto : rizqon/klikkalsel)

BANJARMASIN, klikkalsel- Isu lingkungan seputar sungai Barito-Martapura wilayah Kalimantan Selatan dan Kalimantan Tengah (Kalselteng) jadi perhatian BaIai Wilayah Sungai (BWS) Kalimantan II.

Bentuk perhatian BWS di sungai di Kalselteng, karena sungai merupakan salah satu kehidupan masyarakat, dan juga dapat menjadi potensi wisata.

Melalui kegiatan Pembinaan dan Pemberdayaan Masyarakat Peduli Sungai, BWS Kalimantan II menggandeng unsur penggiat dan pecinta lingkungan dari 13 kabupaten/kota di Kalsel, guna membangun sinergitas antar institusional dengan perwakilan masyarakat.

Kepala BWS Kalimantan II, Dwi Purwantoro mengatakan sungai-sungai di Kalimantan Selatan cukup banyak yang tercemar, dan mati akibat pencemaran limbah pabrik dan rumah tangga. Kendati demikian, perlu perhatian khusus dalam pelestariannya.

“Sungai di Kalimantan Selatan banyak yang tercemar dan berkurang, baik karena pembukaan lahan dan sebagainya,” ujarnya.

Kepala BWS Kalimantan II, Dwi Purwantoro saat diwawancara awak media. (foto : rizqon/klikkalsel)

Selain itu kata dia, dengan kegiatan ini dapat menjadi embrio-embrio untuk bekerjasama dengan masyarakat sehingga sungai-sungai menjadi asri dan bersih, untuk kegiatan apapun,” ucapnya.

Dwi Purwantoro juga menyinggung terkait dugaan penebangan liar yang terjadi. Diyakininya menjadi salah satu pemicu utama luapan air sungai sehingga mengakibatkan banjir.

“Seharunya menjaga tangkapan sungai yang ada di hulu, di hutan itu jangan ditebang lagi, baik itu baik itu kecil atau besar. Dengan ada hutan karean air tidak langsung ke sungai, air akan meresap ke dalam. Sehingga yang keluar mata air yang jernih,” sebutnya.

Sementara itu, salah satu pemateri yaitu mantan Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Banjarmasin, Hamdi lebih menekankan terkait pencemaran sungai akibat limbah rumah tangga.

“Saya aktif terkait penanggulangan pencemaran lingkungan sejak 1994, saat itu saya masih tugas di Provinsi, melalui program nasional kali bersih. Limbah pabrik perlahan sudah dapat ditangani, saat ini kita fokus ke limbah rumah tangga. Demi mengwujudkan Banjarmasin kota sungai terindah,” pungkasnya.(rizqon)

Editor : Amran

Tinggalkan Balasan