Banyak Diminati Saat Ramadhan, Buruh Angkut Ganti Profesi Jual ‘Bilungka Batu’

BANJARMASIN, klikkalsel.com – Ramadhan adalah bulan berkah, terutama bagi pedagang, baik pedagang kue, masakah khas Banjar, buah atau pedagang lainnya. Salah satu pedagang yang khas saat Ramadhan adalah pedagang timun suri atau ‘Bilungka Batu’.

Menurut informasi yang dihimpun klikkalsel.com buah itu selain banyak mengandung air dan penuh serat juga sering disajikan untuk menu berbuka puasa sebagai menu utama melepas dahaga. Apalagi diolah dengan berbagai macam varian.

Tak hanya itu ‘Bilungka Batu’ banyak mengandung nutrisi yang baik untuk tubuh salah, satunya pencegah antioksidan. Dan salah satu keunikan tersendiri pedagang musiman tersebut paling banyak ditemukan pada Ramadhan saja.

Jadi wajar, jika pedagang buah beralih atau menambah jualan buah bilungka batu. Dan pedagang buah bilungka Batu tersebut paling banyak terlihat di tepi jalan Veteran, Sultan Adam, Sungai Andai pada waktu sore, jelang berbuka puasa.

Salah satu pedagang buat Bilungka ‘Batu Juhaini’, warga Jalan Veteran mengatakan sudah 2 tahun terakhir ia setiap memasuki bulan Ramadhan berjualan bilungka batu yang diambilnya dari Kabupaten Tapin menggunakan mobil bak terbuka (pick up)

“Saya setiap Ramadhan jualan Bilungka Batu, tepatnya 2 tahun sudah dan untungnya lumayan,” kata Juhaini, Kamis (15/4/2021).

Ia mengakui hanya setiap Ramadhan saja berjualan bilungka batu dan jika hari biasa ia hanya berprofesi sebagai buruh angkut di kawasan tersebut.

“Biasanya Ramadhan permintaan dari masyarakat terhadap buat ini sangat banyak terutama buat menu berbuka, dan bilungka batu berbuahnya musiman hanya di bulan Ramadhan panennya,” ucapnya.

Sementara itu, Juhaini menjual buah tersebut dengan harga yang bervariasi tergantung ukuran besar atau kecilnya dan ambilan modal dikebun.

“Ada yang Rp15 ribu sampai Rp30 ribu,” ujarnya.

Ia menceritakan di tahun yang lalu biasanya dalam satu hari bisa menghabiskan sampai ratusan buah Bilungka Batu. Namun, Bilungka Batu di Bulan Ramadhan 2021 terbilang sulit dicari.

“Karena beberapa kebun habis dan rusak akibat terendam banjir waktu lalu, kalau tahun semalam mudah saja cariannya,” pungkasnya.(airlangga)

Editor : Amran

Tinggalkan Balasan