Banjir Membuat Ular Berbisa Berkeliaran, Jika Digigit, Ini Tipsnya

BANJARMASIN, klikkalsel.com – Saat banjir melanda Kalimantan Selatan, warganet banyak membagikan foto dan video soal temuan ular piton hingga kobra di sekitar rumah dan pemukiman mereka. Bahkan beberapa kali ditemukan kejadian warga dipatuk ular, bahkan beberapa merupakan ular berbisa. Ular memang menjadi salah satu binatang yang kerap muncul saat banjir.

Seperti manusia, ular-ular ini pun mencari tempat yang tidak terkena banjir. Sehingga mereka kerap menyelamatkan diri ke rumah atau bangunan lain. Itulah yang membuat warga kerap menemukan ular yang berenang atau berlindung di sekitar rumah mereka.

Oleh sebab itu penting diketahui oleh warga tips pertolongan pertama pada orang yang dipatuk ular, khususnya ular berbisa.

Salah satu dokter yang bertugas di RSUD Ulin Banjarmasin, dr Ahmad Muhsinin berbagi tips pertolongan pertama pada korban gigitan ular berbisa melalui klikkalsel.com.

Sebelumnya ia menerangkan bahwa berdasarkan jenis bisanya, ular dapat dikategorikan menjadi 4 golongan, yaitu Neurotoksin atau jenis bisa yang menyerang saraf, Hemotoksin atau jenis bisa yang menyerang darah, Kardiotoksin atau jenis bisa yang menyerang jantung dan Sitotoksin atau jenis bisa yang menyerang sel.

Ia pun menjelaskan, beberapa ular berbisa akan memunculkan gejala tersendiri usai menggigit korbannya. Namun secara umum, gigitan ular dapat diidentifikasi melalui tanda dan gejala seperti terdapat dua luka gigitan, nyeri dan bengkak, kemerahan, kehitaman atau melepuh di sekitar luka gigitan.

“Selain itu korban biasanya juga akan merasakan sesak nafas, mual, muntah, penglihatan kabur,berkeringat, air liur meningkat dan mati rasa di wajah dan anggota badan tertentu,” ujarnya, Minggu (17/1/2021).

Jika menemukan gejala demikian, usai digigit ular, maka ia menyarankan agar tetap tenang dan usahakan untuk mengingat jenis, warna, serta ukuran ular agar petugas medis yang akan menganani mudah mengidentifikasi ular tersebut termasuk pemilik bisa jenis apa.

Ia pun menyarahkan korban untuk mengurangi pergerakan serta aktifitas dan segera mengikat area bekas gigitan dengan tali atau kain guna memperlambat pergerakan bisa ular. “Posisikan area gigitan lebih rendah dari jantung, tutup dengan kain kering yang bersih, longgarkan pakaian yang dipakai agar mudah bernafas. Dan yang terpenting segera diantar ke fasilitas kesehatan terdekat agar dapat ditangani medis serta diberi serum anti bisa ular,” pesannya.

dr Ahmad Muhsinin pun mengoreksi kebiasaan yang banyak terjadi di tengah masyarakat usai digigit ular seperti menyedot bisa ular dari tempat gigitan, menyayat kulit agar bisa keluar bersama darah, menggosok dengan zat kimia, mengompres dengan air panas atau es pada luka gigitan. Karena ujarnya hal itu sia-sia dan cenderung membahayakan.

Selain itu ia pun meminta untuk tidak mengikat area gigitan dengan ikatan yang terlalu keras. “Jangan minum alkohol atau kopi yang dikhawatirkan memicu korban untuk buang air kecil, akibatnya korban akan kekurangan cairan tubuh. Selain itu kopi akan membuat detak jantung semakin cepat yang berakibat bisa ular menyebar dengan cepat. Dan terakhir, jangan mencoba mengejar atau menangkap ular tesebut dengan alasan mitos bahwa ular tersebut akan kembali menghisap bisanya. Menurut saya itu tidak mungkin dan cenderung membahayakan nyawa mereka yang mencoba menangkap ular tersebut,” pungkasnya. (david)

Editor : Amran

Tinggalkan Balasan