Aquaponik, Bisnis Rumahan yang Menjanjikan

Aquaponik

BANJARMASIN, klikkalsel.com – Budidayakan ikan dengan teknik aquaponik perpaduan dengan tanaman hidroponik merupakan bisnis rumahan, untungnya cukup menjanjikan.

Hobi yang jadi bisnis rumahan ini mulai dugeluti banyak orang. Rahmad pun demikian, rela banting setir yang dulunya seorang fotografer pernikahan mencoba peruntungan aquaponik.

“Sejak pandemi saya tak memiliki aktivitas alias sepi orderan dan banyak di rumah, sementara tabungan menipis anak banyak serta keperluan lain yang mendesak,” kata Rahmad Sabtu (19/12/2020).

Warga Jalan Sutoyo S, Komplek Rajawali No.63, Banjarmasin Tengah ini, mencoba untuk berkreasi dan berinovasi dengan memelihara ikan sekaligus bercocok tanam.

“Ternyata usaha yang kurang lebih 2 bulan ini membawa untung. Akhir-akhir ini banyak yang memesan aquaphonik bikinan saya, ” ucapnnya.

Dijelaskan Rahmad, aquaphonik yang ia buat untuk 1 ember ikan ukuran S, dengan volume air 60 liter termasuk bibit ikan sebanyak 50 ekor, ia mematok harga Rp200 ribu.

Sedangkan ember ukuran M, dengan volume air 80 liter termasuk bibit ikan 100
ekor, dibandrol Rp250 ribu.

Sementara, ember ukuran L, dengan volume air 150 liter termasuk bibit 100 ekor, dijual dengan harga Rp300 ribu.

“Semua ukuran sudah termasuk dengan tanaman hidroponik dan bibit ikan, jadi dapat langsung digunakan. Ikannya bisa lele atau patin, kedepannya kita juga sediakan bibit ikan nila. Hanya saja, untuk ikan nila harus menggunakan aerator sebagai oksigen atau gelembung udara, sehingga ikan-ikan nila tersebut terhindar atau menekan kematian dalam pembibitannya,” imbuhnya.

Untuk mesin aerator, lanjut Rahmat, dikenakan biaya tambahan lagi, di luar harga paket media aquaponik dan hidroponik.

Selama menjalankan usahanya, Rahmat memberdayakan tenaga remaja-remaja yang ada di kompleknya. Bahkan, ini menjadi lapangan pekerjaan baru bagi mereka di masa pandemi.

Hingga saat ini, ratusan ember berbagai ukuran sudah terjual. Tidak menutup kemungkinan, usaha baru yang dijalaninya ini akan berkembang lebih luas lagi, mengingat pembelinya tak hanya berasal dari kota Banjarmasin ada jua dari luar Banjarmasin.

Disisi lain, aktivitas berkebun di perkotaan dengan lahan terbatas atau urban farming ini bisa menjadi aksi adaptif dan hobi baru yang dapat dilakukan oleh siapa saja di tengah pandemi.(azka)

Editor : Amran

Tinggalkan Balasan