AHL Bagi Informasi Tentang Menuntaskan Masalah Ssampah di Sungai dan Pesisir

Kegiatan AHL di moderatori H Hamdi, dan di isi oleh pembicara diantaranya Bupati Pringsewu, Sujadi Saddad, Walikota Banjarmasin H Ibnu Sina, dan Wakil Walikota Bitung Maurits Mantiri.(foto : fachrul/klikkalsel)

BANJARMASIN, klikkalsel- Menjadi tuan rumah AKKOPSI Kota Banjarmasin juga mengadakan Advocacy Horizontal Learning (AHL) yang mengusung tema “Pengelolaan Sampah Plastik dan Sanitasi di Wilayah Aliran Sungai dan Pesisir”.

Acara tersebut dihadiri Direktur Eksekutif Sekretariat Nasional AKKOPSI, Capt H Joshrizal Zain. Bupati Pringsewu, H Sujadi Saddad. Walikota Palangka Raya, Fairid Naparin dan, Wakil Walikota Bitung Ir Maurits Mantiri. Serta beberapa perwakilan dari beberapa kabupaten kota lainnya.

Walikota Banjarmasin H Ibnu Sina yang juga selaku Ketua III AKKOPSI mengatakan, bahwa AHL ini adalah program kerja dari AKKOPSI pusat yang mana AHL di Banjarmasin mengangkat tentang pengelolaan sampah dan sanitasi di sungai dan pesisir.

Sehingga AHL Kota Banjarmasin mengundang Beberapa Kabupaten Kota yang berada di daerah sungai dan pesisir.

“Yang kita undang dalam AHL kali ini adalah Kabupaten Kota yang ada, sekitar 30 sungai dan 78 pesisir dari Kabupaten Kota yang kita undang,” tutur H Ibnu Sina, Kamis (22/11/2018).

Dalam AHL tersebut ia mengungkapkan, fokus pembelajaran dalam AHL kali ini yaitu pengelolaan sampah plastik di Kota Banjarmasin terkait dengan perwali Nomor 18 Tahun 2018 tentang larangan penggunaan kantong plastik di retail modern.

Lalu yang fokus pembahasan yang kedua nanti disampaikan Bupati Pringsewu tentang Open Defacation Free (ODF) terkait pembebasan jamban-jamban sehingga tidak ada lagi jamban yang terbuka.

“AHL kita ini nanti pertama kita fokuskan tentang perwali larangan penggunaan kantongan plastik di retail modern dan ODF dimana tidak ada lagi buang air besar sembarangan,” ucapnya.

Kemudian Bupati Pringsewu H Sujadi Saddad menyamaikan, permasalahan terbesar adalah masalah kesehatan, karena apabila masyarakat atau suatu komunitas tertentu yang masih Buang Air Besar (BAB) akan menimbulkan masalah kesehatan.

“Pringsewu berupaya dan bersepakat untuk mewujudkan kesehatan terhadap masyarakat dan lingkungan salah satu kuncinya yaitu ODF,” ucapnya.

Ia menjelaskan untuk mengedukasi masyarakat tidak bisa secara langsung, perlu waktu yang sangat panjang dan perlu melakukan pendekatan-pendekatan terhadap masyarakat.

“Pendekatan melalui kebudaya dan Pendekatan keagama itu yang bisa membuat masyarakat sadar akan kebersihan, dan kesehatan,” tandasnya.(fachrul)

Editor : Alfarabi

Tinggalkan Balasan