Kalsel  

Abdul Wahid Berpesan Keberadaan Restorasi Gambut Harus Diperkuat

Bupati HSU sebgai narasumber pada dialog khusus Restorasi Gambut Di Mata Pemerintah Daerah - Tempo Group (istimewa)

AMUNTAI, klikkalsel.com – Keberadaan Badan Restorasi Gambut (BRG) dinilai penting dan bermanfaat sehingga harus diperkuat.

Hal itu disampikan Bupati Hulu Sungai Utara H Abdul Wahid HK. Menurutnya lagi, Pemerintah Pusat agar tetap memberikan lembaga pendamping desa guna memperkuat keberadaan BRG.

Abdul Wahid HK juga menyampaikan saat menjadi narasumber dalam acara dialog khusus dengan tema ‘Restorasi Gambut di Mata Pemerintah Daerah’, restorasi gambut merupakan suatu proses panjang untuk mengembalikan ekologi lahan gambut dan mensejahterakan masyarakat yang terdampak dari terdegradasinya lahan gambut.

Guna melakukan hal tersebut, Pemerintah Pusat membentuk BRG untuk melakukan restorasi ekosistem gambut dengan tetap menjaga kandungan air di dalam lahan tersebut.

Dalam upayanya tersebut BRG berkerja sama dengan daerah yang menjadi sasaran kegiatan restorasi itu, di antaranya daerah Kabupaten Hulu Sungai Utara (HSU) yang hampir 89 persen daerah perairan dan mempunyai lahan gambut yang cukup luas, yaitu sekitar 25.672 hektar dan seluas 6.273 hektar merupakan prioritas restorasi.

“Berkaitan dengan program BRG di Kabupaten HSU yang sesuai dengan keputusan yang telah diterbitkan yaitu ada 16 Desa Peduli Gambut yang merupakan objek pendampingan oleh BRG. Kami merasa kegiatan pendampingan BRG ini sangat bermanfaat bagi desa-desa yang ada di daerah kami, karena memberikan dampak yang sangat positif dibidang SDM dan peningkatan perekonomian kerakyatan serta pemanfaatan lahan untuk kesejahteraan masyarakat, di samping peningkatan wawasan terhadap perekonomian produktif di desa,” jelas Wahid.

Wahid juga menyebutkan, bahwa Pemerintah Kabupaten dalam pencegahan dan penanganan kebakaran hutan selalu bersenergi dengan semua aparat seperti TNI-Polri dan instansi terkait, baik yang ada di Desa ataupun di Kecamatan.

“Dengan banyaknya lahan gambut, tentunya daerah kami jadi rentan terhadap kebakaran, di mana kebakaran ini diakibatkan masih kurangnya pemahaman masyarakat terhadap kerugian yang ditimbulkan dengan pembukaan lahan dengan cara dibakar dibandingkan dengan keuntungan yang hanya didapatkan oleh beberapa orang serta kebutuhan mendesak sehingga masyarakat melakukan pembakaran lahan,” tambahnya.

Namun, kami selalu memberikan pemahaman menyeluruh kepada masyarakat melalui perangkat desa agar tidak membuka lahan dengan dibakar, bahkan kami juga memberikan bantuan melalui instansi terkait dan dana desa untuk menunjang pencegahan karhutla sehingga di desa tersedia sarana dan prasarana untuk pencegahan karhutla tersebut.

Bupati Wahid juga sangat mengapresiasi kepada aparat dan masyarakat yang peduli dan siaga dengan bahaya karhutla sehingga membentuk kelompok atau satgas yang selalu berkoordinasi dan bersinergi.

Wahid juga menjelaskan, dalam menunjang program BRG, pemerintah telah menerbitkan Perbub serta berharap agar BRG tetap menjadi pendamping bagi desa.

“Sejak tahun 2019 kami sudah terbitkan Perbub untuk desa peduli gambut dan desa di sekitarnya agar selalu bersinergi untuk membangun perekonomian,” tutupnya.

Pada acara dialog khusus tersebut, selain Bupati HSU H. Abdul Wahid HK, juga diikuti oleh Wakil Bupati Musi Banyuasin Sumatera Selatan Beni Hernedi, Pakar Antropologi Universitas Indonesia (Peneliti Gambut) Suraya Afiff, dan Kepala Desa Cohong Kabupaten Pulang Pisau Kalimantan Tengah Yanto L. Adam.(doni)

Editor : Amran

Tinggalkan Balasan