Warga Tabalong Gelar Aksi, Tuntut Pemkab Usut Soal Banjir

Warga Komplek Anugrah Regency menyampaikan aspirasinya di depan Kantor Sekretariat Daerah Kabupaten Tabalong (foto : istimewa)

TANJUNG, klikkalsel – Warga Perumahan Anugrah Regency RT 13, Keluharan Belimbing Raya, Kecamatan Murung Pudak, Kabupaten Tabalong, melakukan aksi damai di depan kantor Sekretariat Daerah Kabupaten Tabalong, Rabu (3/7/2019).

Mereka menuntut pemerintah daerah serta aparat penegak hukum untuk melakukan pengusutan tuntas atas musibah banjir yang mereka derita pada 19 Juni 2019 lalu.

“Kami adalah korban banjir, kami ingin agar pemerintah daerah serta aparat penegak hukum sebagai menifesto Negara untuk melakukan penyelidikan atas sebab bencana itu,” kata salah satu peserta aksi, Erlina Effendi Ilas yang juga Aktifis Sosial Tabalong.

Perumahan Anugrah Regency terdampak banjir pada 19 Juni 2019 lalu. (foto : arif/klikkalsel)

Namun nihil, niat para peserta aksi yang ingin menyampaikan aspirasinya secara langsung kepada Bupati Tabalong, Anang Syakhfiani selaku Kepala Daerah tidak terwujud.

Sebab diketahui sang Kepala Daerah tengah ada urusan dinas di luar daerah.

“Kami tadi diterima oleh salah seorang staf Bupati, aspirasi kami diterima oleh beliau dan kami sudah diagendakan agar dapat audiensi langsung dengan Bupati,” jelas Erlina.

Usai dari kantor Sekretariat Daerah Kabupaten Tabalong para peserta aksi melanjutkan agendanya dengan menyambangi Mapolres Tabalong untuk menyampaikan hal yang serupa.

Setibanya di Mapolres Tabalong peserta aksi diterima oleh salah satu personil Polres.

“Kami dijanjikan paling lama satu minggu hal ini akan di usut dan mereka akan segera menurunkan timnya ke lokasi,” ucap Erlina.

Setelah menyampaikan aspirasinya di Mapolres Tabalong warga pun segera membubarkan dirinya masing – masing

Di ketahui Komplek Anugrah Regency merupakan kawasan yang sering kali terdampak Banjir. Hal itu diduga karna adanya penyempitan aliran anak sungai, sehingga ketika hujan deras mengguyur, anak sungai tidak mampu mengalirkan air dalam jumlah besar.

Dampak dari banjir itu, 44 buah terendam dan memaksa 91 warganya harus mengungsi ke tempat yang lebih aman.

Penuturan warga kampung setempat, bahwa selama 40 tahun menetap di kawasan itu tidak pernah terdampak banjir sekalipun. Sebelum lahan dibeli dan dikelola oleh pihak pengembang, kawasan itu dulunya merupakan perkebunan karet.(arif)

Editor : Amran

Tinggalkan Balasan