Wahid – Husairi Sampaikan Doa Untuk Guru Zuhdi

Wahid-Husairi sampaikan ucapan belasungkawa untuk Guru Zuhdi (foto : pemkab hsu)

AMUNTAI, klikkalsel.com – Innalilaah Wa Innailaihi Roji’un. Duka mendalam disampaikan Bupati Hulu Sungai Utara (HSU) H. Abdul Wahid dan Wakil Bupati H. Husairi Abdi atas wafatnya Al’alimul Al’allamah Al Fadhil KH. Ahmad Zuhdiannoor atau Guru Zuhdi, pada Sabtu, (2/5/2020).

Melalui Kepala Dinas Komunikasi dan Informatika (Diskominfo) Kabupaten HSU H. Adi Lesmana menyampaikan, bahwa Bupati HSU atas nama pribadi, keluarga dan atas nama masyarakat HSU turut berduka cita atas berpulang ke rahmatullah abah Guru Zuhdi.

“Beliau juga mendoakan Almarhum, agar husnul khatimah. Tempatkan Abah Guru Zuhdi ditempat terbaik-Mu Ya Allah, ampuni segala Dosa-dosanya, semoga keluarga yang di tinggalkan diberi ketabahan, Aamiin aamiin aamiin Ya Robbal Alamin,” do’anya.

Berikut riwayat singkat dari Guru Zuhdi yang diambil dari berbagai sumber :

Guru Zuhdi dilahirkan 10 Februari 1972, 48 tahun yang lalu, beliau adalah anak dari KH Muhammad (pimpinan Al Falah setelah KH Tsani) dimana KH Muhammad dulu adalah sahabat sekaligus murid Abah Guru Sekumpul (Al’alimul Al’allamah Al ‘Arif Billah Maulana Syekh Muhammad Zaini bin Abdul Ghani) dan juga murid dari Al’alimul Al’allamah KH Anang Sya’rani Arif, pimpinan Pondok Pesantren Darussalam Martapura. Diceritakan bahwa dulu Abah Guru Sekumpul pernah satu kelambu dengan KH Muhammad –ayahanda Guru Zuhdi-.
Awal-awal Guru Zuhdi dulu membuka majlis jemaahnya masih sedikit tidak sebesar seperti sekarang dan pengajian kitab yang beliau bacakan yaitu dari catatan tangan majlis Abah Guru Sekumpul. Karena itulah para jemaah yang hadir di pengajian beliau banyak yang merasa rindunya kepada Abah Guru Sekumpul seperti terobati, selain itu juga bagaimana cara beliau bermajlis, isi kajiannya serta gaya bicara dan penjelasan beliau seperti Abah Guru Sekumpul. Meskipun begitu banyak yang tidak berani menyamakannya Guru Zuhdi dengan pangkat serta kedudukan Abah Guru Sekumpul.

Pernah pada sekitar 10 Februari 2012 Tuan Guru Zuhdi genap 40 tahun beliau. Waktu Habib Abdurrahman keponakan Habib Umar ke rumah Tuan Guru Zuhdi, Habib bercerita.

“Ustadz ana kada (tidak) kenal laman (sama) ente, Supaya ente tau kalo yang menyuruh ana ke sini adalah orang yang di photo ini,” kata Habib sambil menunjuk photo Abah Guru Sekumpul.

Sebagian dari riwayat hidup beliau, di Ponpes Al Falah Landasan Ulin sempat 2 bulan saja, karena terus sakit-sakitan. Tuan Guru Zuhdi setelah itu mangaji ke KH Tsani di Alabio, Kabupaten HSU, kemudian kakek beliau meninggal dunia. Balik ke Banjarmasin menuntut ilmu ke ayah beliau sendiri. Juga mengaji ilmu agama ke KH Abdussyukur atau lebih dikenal Muallim Syukur Teluk Tiram, Banjarmasin. Setelah Muallim Syukur meninggal dunia, Guru Zuhdi diserahkan ayahanda langsung mengajai ke Abah Guru Sekumpul. Kata-kata pertama yang keluar di mulut Abah Guru Sekumpul kepada Guru Muhammad (orang tua Tuan Guru Zuhdi).

“Muhammad, ikam handak tahu lah (kamu mau tahu tidak) anak ikam (anak kamu) itu kenanya (nantinya) ‘alim pada ikam (lebih alim dari kamu),” kata Abah Guru Sekumpul.

Tuan Guru Zuhdi pernah bepesan, pas ikam (kamu) di majelis ku, karamkan (tenggelamkan perasaan ikam (kamu), kalau ikam (kamu) ada di Majelis Abah Guru Sekumpul, dirasakan kalau membacakan kitab itu Abah Guru Sekumpul lain aku, Aku pun jar sidin mengaramkan perasaan ku kalau yang membacakan kitab adalah Abah Guru Sekumpul lain aku. (doni)

Tinggalkan Balasan