Vaksinasi Lansia di Banjarmasin, Kadinkes Kalsel: Pergerakannya Tak Nampak, Tidak Prioritas Alokasi Vaksin Anak

Kepala Dinas Kesehatan Kalsel Muslim saat mendampingi gubernur Sahbirin Noor dalam kegiatan vaksinasi di Gereja Katedral Banjarmasin. (foto: dok Pemprov Kalsel).

BANJARMASIN, klikkalsel.com – Kinerja Pemko Banjarmasin dalam pencegahan dan pengendalian penyakit di tengah pandemi Covid-19 menjadi sorotan pemerintah provinsi. Kepala Dinas Kesehatan Kalimantan Selatan, M Muslim mengungkapkan vaksinasi lansia di kota Banjarmasin masih paling rendah lantaran lemah strategi.

Seperti diketahui, capaian vaksinasi lansia update data per 18 Januari 2021, paling rendah di Banjarmasin. Capaiannya hanya 48,65 persen dari target 60 persen. Banjarmasin peringkat terbawah untuk urusan vaksinasi lansia, sedangkan capaian tertinggi berada di Tapin 89,23 persen. Bahkan, daerah lainnya sudah rata-rata di atas 60 persen.

Hal ini jelas juga akan berdampak pada vaksinasi anak usia 6-11 tahun. Berdasarkan data per 18 Januari, baru 155 anak di Banjarmasin divaksin dosis pertama dan 11 orang dosis kedua. Dibandingkan dengan vaksinasi anak di Banjarbaru, Banjarmasin keteteran. Pasalnya Banjarbaru sudah menyuntikkan 10.660 dosis vaksin pertama dan 3 dosis vaksin kedua.

Pergerakan vaksinasi lansia di Kota Banjarmasin sangat rendah. Bahkan, dibandingkan update data 2 minggu sebelumnya hampir-hampir tak ada pergerakan jumlah vaksinasi khusus lansia.

Baca juga: Banjarmasin Tetap Tancap Gas Vaksinasi Anak Meksi Capaian Lansia Paling Rendah

“Dalam dua minggu vaksinasi lansia di Kota Banjarmasin naik sedikit, pergerakannya tidak nampak,” kata Kepala Dinas Kesehatan Kalsel, HM. Muslim, Kamis (20/1/2021).

Kondisi vaksinasi lansia jadi dilema bagi Kota Banjarmasin. Satu sisi harus mengejar kekurangan vaksinasi lansia, sedangkan sisi lainnya jumlah sasaran vaksinasi anak juga sangat banyak. Oleh karena itu, Muslim, meminta pihak Pemerintah Kota Banjarmasin khususnya Dinas Kesehatan bersama unsur terkait untuk lebih aktif lagi menggalakan vaksinasi lansia.

“Pemerintah pusat sudah menyampaikan agar meningkatkan capaian vaksinasi lansia dengan strategi berbagai cara, karena pertimbangan sasaran vaksin anak di Kota Banjarmasin tinggi. Kami dari provinsi berupaya memintakan alokasi vaksin untuk anak, tapi belum diberikan karena prioritas untuk wilayah yang sudah memenuhi kriteria,” jelasnya.

Muslim menyatakan, sesuai arahan Kementerian Kesehatan (Kemenkes) bagi daerah yang belum mencapai 60 persen lansia diminta berupaya dengan berbagai cara. Bahkan, lanjutnya, bisa dengan menambah pelayanan. Jika daerah belum mencapai 60 persen sesuai SK Menkes No. 6688 vaksin khusus anak belum bisa diberikan.

“Memang ada lagi edaran yang ditujukan bagi daerah yang belum mencapai 60 persen vaksinasi lansia bisa melaksanakan vaksinasi anak,” katanya.

Muslim mengungkapkan, yang bakal jadi kendala Banjarmasin yakni alokasi vaksin yang diberikan pemerintah pusat mengacu pada capaian kriteria masing-masing. Permasalahannya, distribusi vaksin anak diprioritaskan bagi daerah yang sudah 60 persen vaksinasi lansia.

“Vaksin untuk anak kan tidak semua vaksin, hanya jenis sinovac dan diberikan kepada daerah yang sudah memenuhi 60 persen lansia, Banjarmasin tidak termasuk di dalamnya,” ucapnya.

Muslim yang juga juru bicara Satgas Penanganan Covid-19 Kalsel menambahkan,
pihaknya sudah menyampaikan kepada Banjarmasin untuk mempercepat vaksinasi lansia dengan berbagai cara. Karena banyak konsekuensi yang dihadapi. Sebab, jika belum 60 persen bukan hanya menghambat pelaksanaan vaksinasi anak, juga belum membentuk herd imunity bagi lansia.

Lantas apa yang menjadi kendala vaksinasi lansia Banjarmasin? Muslim menyebut karena strategi.

Dalam pelaksanaan vaksinasi lansia harus dengan cara jemput bola. Jika melihat daerah lain gencar melaksanakan jemput bola dan diberikan sesuatu sepeti bingkisan dan lainnya.

“Jumlah sasaran lansia Banjarmasin dan Banjar hampir sama, tapi capaian Kabupaten Banjar sudah 62,33 persen. Kami terus mendorong Banjarmasin agar mempercepat vaksinasi lansia. Provinsi sudah memberikan contoh strategi dengan melibatkan kepala SKPD membawa orang untuk vaksin,” jelasnya.

“Bisa juga gunakan strategi orang tua dan anaknya divaksin sekaligus. Intinya kami meminta lebih aktif lagi, karena pemerintah pusat juga meminta begitu. Kami juga berupaya memintakan alokasi vaksin khusus anak untuk Banjarmasin, tapi sementara vaksin masih konsen diberikan kepada daerah yang sudah memenuhi kriteria 60 persen lansia,” pungkas Muslim. (rizqon)

Editor: Abadi