Religi  

Umat Hindu Banjarmasin Melakukan Persembahyangan Saat Gerhana

BANJARMASIN, klikkalsel.com – Fenomena alam gerhana bulan total yang terjadi karena posisi matahari, bumi, dan bulan sejajar. Disambut umat hindu Kota Banjarmasin dengan melakukan sembahyang di Pura Agung Jagat Natha Jalan Gatot Subroto, Rabu (26/5/2021).

Ketua Parisada Hindu Dharma Indonesia (PHDI) Kalimantan Selatan (Kalsel), I Ketut Artika menjelaskan pada biasanya pihaknya melaksanakan persembahyangan yang disebut orang hindu sebagai hari suci purnama setiap bulannya.

“Persembahyangan ini sebagai maksud dan tujuan mengucapkan rasa syukur kepada sang pencipta atas berkah dan anugerahnya pelimpahannya kepada umat hindu atau umat beragama yang ada di alam semesta,” kata Ketua PHDI Kalsel saat ditemui klikkalsel.com

Sementara itu dalam cerita rakyat Hindu di Bali, gerhana bulan total disebut sebagai bulan kepangan. Dewi Ratih yang disimbolkan sebagai bulan dimakan oleh Kala Rahu (raksasa).

Untuk menyelamatkan bulan, warga memukul kentongan mengusir raksasa agar batal menelan bulan. Suara gaduh dihentikan setelah bulan muncul kembali normal atau gerhana bulan selesai.

“Jadi suara gadung pentungan itu sebagai maksud membersihkan alam semesta, artinya hal negatif atau yang jahat jahat itu lenyap dan bersih,” ujarnya.

Maka dari itu, gerhana bulan total dalam kepercayaan umat Hindu, selalu dikaitkan dengan fenomena alam yang bisa membawa kepada hal negatif maupun positif.

“Umat Hindu bersembahyang untuk mengusir pengaruh negatif saat gerhana bulan terjadi dan mengucapkan rasa syukur kepada sang pencipta,” jelasnya.

Meskipun begitu, mengingat masih dalam situasi pandemi covid-19 umat hindu Kota Banjarmasin melakukan peribadatan kali ini masih dengan sejumlah pembatasan.

“Saya sebagai ketua PHDI Kalsel menghimbau untuk umat Hindu Kalsel yang melakukan peribadatan di pura bisa mematuhi protokol kesehatan yang sudah dianjurkan pemerintah dengan harapan pandemi bisa cepat berakhir,” himbaunya.

Selain itu, melihat ekonomi umat Hindu di masa pandemi banyak yang terguling maka PHDI berupaya mengalih dana ke sejumlah donatur bagaimana mengupayakan pada saat pandemi seperti saat ini umat hindu bisa bertahan dengan mengelola usaha mandiri.

“Seperti yang baru saja kita berupaya melakukan usaha program perekonomian umat dengan memberikan 4 ekor kambing yaitu 3 betina 1 jantan di Kabupaten Batola Desa Berambai untuk di ternakan,” jelasnya.

Dengan harapan umat Hindu yang mengelola ternak tersebut bisa membuat ternak itu semakin besar dan mengembang biakannya menjadi banyak.

“Dalam 1 tahun saya harap 1 ekor kambing bisa beranak 2 jadi setiap tahunnya ada peningkatan dan bisa dikelola oleh umat hindu lainya di daerah sebagai ekonomi mandiri,” pungkasnya. (airlangga)

Editor: Abadi

Tinggalkan Balasan