Tawuran Banjarmasin Semua Pihak Harus Cepat Identifikasi Potensi

BANJARMASIN, klikkalsel.com – Kasus tawuran yang kerap melibatkan beberapa kelompok remaja kini mulai sering terjadi di Banjarmasin. Sehingga memunculkan banyak pertanyaan diberbagai kalangan. Apa yang salah hingga ini kian marak?

Menanggapi hal itu, salah satu praktisi hukum di Banjarmasin, M Pazri angkat bicara.

Direktur Borneo Law Firm tersebut menyarankan beberapa cara guna mengantisipasi hal tersebut berulang lagi.

Cara yang bisa dilakukan ujarnya bisa dimulai dengan mengidentifikasi adanya kelompok atau geng anarkis di lingkungan, terutama yang melibatkan anak-anak di dalamnya untuk membuat pencegahan agar geng-geng ini bersifat tidak anarkis.

“Jangan dianggap sepele, menurut saya perlu antisipasi cepat sebagai bentuk pencegahan agar tidak terulang lagi, pada intinya masyarakat dan semua pihak dapat berperan dalam upaya intervensi mencegah tindak kejahatan tawuran yang melibatkan anak di lingkungannya, caranya dapat diawali dengan mengidentifikasi potensinya,” ucapnya kepada klikkalsel.com, Senin (27/9/2021).

Memang tidak jauh dengan di daerah lain, menurutnya di Banjarmasin, tawuran remaja kostum putih dan hitam bisa jadi modus tawuran karena terinspirasi tontonan film atau video animasi seperti ‘Tokyo Revenggers’ yang menceritakan dua geng Tokyo Manji berkostum hitam dan geng Valhalla berkostum putih, menjadi saling olok.

Baca Juga : Sudah Ada 14 Remaja Diperiksa Polsek Banteng Terkait Tawuran, Satu Diantaranya Masih SD

Baca Juga : Meski Hanya Untuk Roda 2 dan 4, Jembatan Sungai Alalak Akhirnya Dibuka

Pada akhirnya berakhir dengan aksi saling melukai antar kelompok. Hal itu juga perlu ditelusuri sebagai bahan kajian dan masukan dalam pencegahan bagi semua pihak.

Apalagi, pada kelompok tersebut melibatkan anak-anak yang masih dalam masa pencarian jati diri. Sehingga memerlukan kelompok yang menguatkan eksistensi mereka.

Memang selama ini ujarnya pencegahan tawuran di daerah lain hanya dilakukan melalui imbauan, pembinaan dan penyuluhan, selama itu pula tawuran akan bisa terulang lagi. Menurutnya tawuran merupakan bentuk kekerasan khas karena para pelakunya tidak bertindak atas dasar politik atau ekonomi, tetapi untuk identitas kebanggaan.

“Pengamatan saya, dari dua video sebelumnya yang viral tawuran di Banjarmasin menunjukkan mereka seperti mencari perhatian dengan memviralkan adegan kekerasan yang mereka lakukan. Jelas hal tersebut tidak bagus untuk tumbuh kembang dan contoh buruk bagi remaja lain,” tambahnya.

Baca Selengkapnya di Halaman Selanjutnya :